Jumat, 07 Mei 2021

MAKALAH TUNE UP MOBIL

 

MAKALAH TENTANG

TUNE UP KENDARAAN MOBIL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Disusun oleh :

Nama      : YUDHA DWI NUGROHO

Kelas       : XII TKR 5

No.          : 29

 

 

SMK NEGERI 1 MONDOKAN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

 

           Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Tune Up Kendaraan Mobil ”.

          Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

         Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam mengajarkan teknik mesin ini, khususnya kepada :

        Guru Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam penyelesaian laporan ini

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

        Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

        Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan. 

 

Penyusun

Yudha Dwi Nugroho

 

 

ii

DAFTAR ISI

 

 

Halaman Judul…………………………………………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………..…..ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………..………………iii

BAB I. PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang…………………….………………………………….………………………………………...1

B.      Maksud dan Tujuan………………………………………………………………………...…………………1

C.      Tujuan Khusus…………………………………………………………………………..……………………….2

BAB II. TUNE UP MOBIL

A.      Dasar Teori………………………………………………………………………………………………...........4

B.      Langkah kerja………………………………………………………………………………………….…………6

C.      Hasil…………………………………………………………………………………………………………………18

BAB III. Penutup

  1. Kesimpulan……………………………………………………………………..….……………………………21
  2. Saran…………………………………………………….…………………………………………………………21
  3. Daftar Pustaka…………………………………………………….…………………………………………..22

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

iii

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
      Praktik Kerja Industri mengandung pengertian bahwa proses penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak hanya merupakan program milik SMK dan Departemen Pendidikan Nasional, akan tetapi merupakan program bersama antara SMK dan Dunia Usaha/Dunia Industri.
 Program bersama tersebut diorganisasikan melalui Komite Sekolah sehingga secara organisatoris Komite Sekolah merupakan kebutuhan  mutlak bagi SMK, karena Komite Sekolah adalah organisasi yang mewakili Dunia Usaha/Dunia Industri.


      Mengacu pada pedoman pembelajaran SMK Negeri 2 Kebumen dalam menetapkan siswa–siswanya dalam On The Job Training (OJT) atau Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) diprioritaskan pada siswa yang menempuh tingkat II dan III. Hal ini mempunyai tujuan agar siswa yang akan melaksanakan kegiatan prakerin benar-benar siap untuk terjun langsung melaksanakan produksi/jasa yang sesungguhnya di Dunia Usaha/Dunia Industri yang di tempatinya.

 

B. Maksud dan Tujuan

1.       Meningkatkan dan mengembangkan hubungan SMK dengan Dunia Usaha / Industri agar bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan menengah kejuruan.

2.       Secara bersama – sama menetapkan langkah – langkah kongkrit untuk melaksanakan lebih mantap bentuk dan jenis hubungan kerjasamanya.

3.       Membuat komitmen bersama untuk dijadikan landasan pelaksanaan hubungan kerjasama.

4.       Mengembangkanhubungan kerjasama untuk secara bersama-sama melaksanakan prakerin.

 

 

1

C. Tujuan Khusus :

1.         Mengenal kegiatan Dunia Usaha dan Industri.

2.         Melaksanakan proses pembelajaran produktif di Dunia Usaha dan Industri.

3.         Memperoleh keterampilan tambahan sebagai pelengkap ketrampilan yang diperoleh di sekolah.

4.         Mempelajari lebih dalam tentang kewirausahaan.

5.         Berpraktik langsung atau melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya di Dunia Usaha dan Industri.

6.         Bermanfaat

Manfaat Bagi Siswa

1.         Pengalaman kerja di lapangan yang dapat menjadi bekal dalam menghadapi  Dunia Usaha / Induustri.

2.         Menambah ilmu dan keterampilan yang tidak dapat di sekolah.

3.         Memberikan gambaran dunia usaha yang sesungguhnya kepada penulis.

4.         Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.

5.         Meningkatkan keterampilan dan tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.

6.         Siswa dapat membandingkan dan mengtahui tentang keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha / industri.

7.         Membekali diri dengan persiapan yang matang sebelum memasuki dunia usaha / industri.

8.         Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.

9.         Mengasah keterampilan yang diberikan di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ).



 

 

2

Manfaat Bagi Sekolah

1.         Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.

2.         Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi industri.

3.         Bentuk kepedulian sekolah kepada dunia industri akan kualitas siswa didik.

4.         Mengenalkan nama sekolah kepada masyarakat sebagai sekolah kejuruan yang memiliki potensi kerja yang tinggi.

5.         Tujuan pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional dapat dicapai.


Manfaat Bagi Industri


1.         Mendukung program pendidikan pemerintah.

2.         Mengenal dan memahami secara nyata kualitas pendidikan dan pelatihan yang dilahirkan oleh lembaga-lembaga pendidikan kejuruan.

3.         Dapat berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan pada khususnya dan pengembangan bangsa pada umumnya.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Bab II

TUNE UP MOBIL

 

A.        Dasar Teori

 

Sebagai dasar atau Alasan Perlunya Tune Up pada Mesin Mobil Anda

adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh semua pemilik kendaraan. Hal ini bertujuan agar kondisi mesin tetap prima, tidak kurang satu apapun. Secara umum, pengertian tune up adalah melakukan penyetelan ulang dan pembersihan semua komponen dan sistem yang ada di mesin mobil agar kembali seperti semula, bahkan mengalami peningkatan performa. 

Dengan melakukan tune up secara rutin, akan meminimalisir kerugian-kerugian yang bisa muncul akibat mobil mengalami kerusakan, seperti kerusakan komponen mobil hingga mogok di saat melakukan perjalanan jauh. Berikut adalah alasan mengapa AutoFamily perlu melakukan tune up mobil secara rutin.


1. Mengoptimalkan Performa Mesin

Performa mesin bisa terjaga secara baik apabila dilakukan tune up secara rutin. Selain menjaga performanya, kelebihan mobil rutin di tune up yaitu meningkatkan tenaga yang dihasilkan. Perlu untuk Anda ketahui, tune up ini hanya fokus pada bagian mesinnya saja, bukan daya kelistrikan, pemindah daya, atau bahkan chasis. Dikarenakan hanya mengutamakan sektor dapur pacunya, maka proses yang dilakukan benar-benar optimal. Segala medan jalan pun bisa ditempuh secara mudah dengan mobil yang sudah di tune up.


2. Memastikan Fungsi Saringan Udara

Dilakukannya tune up juga bermanfaat dalam memastikan komponen saringan udara. Dengan tune up, maka fungsi saringan udara di dalam mesin mobil tetap terjaga secara baik. Seperti yang diketahui, kurangnya perawatan membuat

 

4

saringan udara menjadi tak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal inilah yang menjadi alasan mobil harus di-tune up. Saringan udara yang bermasalah tentunya berpengaruh terhadap performa mesin.


3. Memastikan Komponen Mesin Tetap Terjaga Performanya 

Alasan mobil harus di tune up yaitu untuk memastikan komponen mesinnya tetap stabil. Dengan kondisi komponen mesin mobil yang tetap stabil, maka komponen tersebut bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Mobil pun tetap aman dan nyaman dikendarai.
 

4. Memperpanjang Usia Pakai Mobil

Tune up adalah solusi untuk memperpanjang usia pakai mobil Anda. Hal ini dikarenakan tune up bisa menjaga performa mobil seperti saat masih baru. Meski mobil Anda adalah keluaran tahun lama, namun saat digunakan tenaganya tetap terjaga secara baik jika rajin tune up.


​​​​​​​5. Meningkatkan Kenyamanan Selama Berkendara

Mobil yang rajin tune up sudah pasti nyaman digunakan. Hal ini dikarenakan tune up memastikan performa mesinnya tetap baik. Selain nyaman, mengendarai mobil yang sudah di-tune up juga terbukti aman. Bukan hanya karena performa mesinnya yang baik, akan tetapi juga tak ada kerusakan komponen di bagian mesinnya. Pastikan AutoFamily rajin tune up secara rutin yang dalam buku servis disebut servis berkala. 

 

Komponen-komponen pada mesin diproduksi dengan tingkat presisi yang sangat tinggi. Namun hal tersebut tidak menjamin mobil akan memiliki performa bagus selamanya, pada bagian mesin ada banyak sekali komponen yang bergesekan.

Gesekan tersebut tentu akan mempengaruhi dimensi dari komponen yang bergesekan, dengan kata lain komponen mobil bisa mengalami deformasi saat

 

5

digunakan secara terus menerus. Oleh sebab itu, ada istilah tune-up pada pekerjaan service mobil.

B.        Langkah Kerja

 

a.    Memeriksa Air Radiator

 

Sebelum tune-up dimulai, terlebih dahulu air radiatornya kita periksa. Buka tutup radiator dengan cara diputar, kemudian lihat air radiator dari lubang pengisian air. Jika jumlah air radiatornya kurang, tambahkan secukupnya dengan air yang bersih.

Volume air di radiator dikatakan cukup jika ketinggiannya mencapai batas bawah leher tutup radiator. Jangan menghidupkan mesin dalam keadaan air radiator kurang, karena, mesin akan menjadi sangat panas.

Waktu memeriksa air radiator, periksa juga kualitas airnya. Jika airnya kotor, sebaiknya diganti dengan yang baru. Jika airnya berminyak, berarti terjadi kebocoran oli yang menuju sistem pendinginan air. Periksa juga kemungkinan terjadinya kebocoran air pendingin dengan melihat ada tidaknya rembesan air di luar radiator.

 

b.     Memeriksa Oli Mesin

 

Setelah memeriksa air radiator, tahap berikutnya adalah memeriksa oli mesin. Jika oli mesin diperiksa setelah tune-up selesai, hasil tune-up tidak akan maksimal karena kondisi oli mesin berpengaruh terhadap suhu kerja mesin. Selain itu, oli mesin juga berpengaruh terhadap bunyi mesin. Jika oli mesin sangat kotor, encer, atau kurang, bunyi mesin akan menjadi kasar. Hal ini akan berpengaruh terhadap putaran stasioner dan idel.

Pemeriksaan oli mesin meliputi volume oli dan kondisi oli. Volume oli harus memenuhi batas minimal yang ditentukan, jika Oli kurang, tambahkan dengan oli yang kekentalanya sama. Sebaiknya, oli yang ditambahkan tersebut mereknya sama, untuk menghindari reaksi kimia yang dapat merugikan kondisi dan kerja mesin.

6

Dilihat dari bahan bakunnya, oli pelumas ada 2 macam, yaitu :

  • Oli MineralOli mineral dibuat dari bahan crude oli yang mengandung bahan hidro karbon dan parafin yang cukup tinggi.
  • Oli Sintetis

Oli Sintetis merupakan hasil dari perpaduan beberapa senyawa kimia. Oli sintetis lebih baik daripada oli mineral karena bisa tahan bekerja pada suhu rendah dan suhu tinggi.

 

A.    Kondisi Visual Mesin

 

Selesai memeriksa oli mesin, jangan langsung menghidupkan mesin. Amati dengan teliti kondisi visual mesin. Pastikan bahwa mesin benar-benar aman untuk dihidupkan.

Memeriksa kondisi mesin secara visual termasuk tindakan pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan sebelum tune-up. Mesin dikatakan aman untuk dihidupkan jika pemeriksaan mesin menunjukkan hasil sebagai berikut.

  1. Tidak ada kabel yang tersangkut.
  2. Tidak ada kabel busi yang tidak terpasang.
  3. Pemasangan kabel-kabel busi sudah benar sesuai dengan urutan pengapiannya.
  4. Tidak ada peralatan apa pun yang terletak di atas mesin.
  5. Baut dan mur terpasang dengan baik.
  6. Tidak terdapat kebocoran bensin pada mesin.
  7. Tidak ada kabel yang mengalami hubungan singkat.
  8. Oli mesin dan air radiator cukup.

 

B.     Menghidupkan Mesin

 

Setelah mesin siap dihidupkan dan aman dari kemungkinan adanya bahaya, hidupkan mesin pada putaran stasioner, beberapa menit kemudian tambahkan putarannya jika diperlukan. Jangan menghidupkan mesin langsung pada putaran tinggi, karena pelumasan belum sampai ke seluruh komponen mesin, untuk mencegah keausan pada komponen. Untuk keperluan menganalisis kerusakan mesin, selama mesin hidup perhatikan tiga hal sebagai berikut.

7

a.      Bunyi Mesin

 

Bunyi mesin yang bisa timbul saat menghidupkan mesin sebagai berikut.

  • Ledakan akibat Pembakaran

Ledakan akibat pembakaran bahan bakar (bensin atau solar) menimbulkan bunyi yang khas. Pada mesin yang pembakarannya normal, bunyi ledakannya rata. Pada mesin yang pembakarannya tidak normal, bunyi ledakannya tidak rata, terjadi entakan setiap beberapa detik. Jika bunyi tersebut tidak disalurkan lewat knalpot, akan terdengar sangat keras dan memekakkan telinga.
Bunyi mesin berbahan bakar bensin lebih halus dibandingkan dengan mesin berbahan bakar solar atau  diesel.

  • Getaran Komponen

Mengetahui ciri-ciri bunyi berbagai mesin akan mempermudah dalam menentukan kerusakannya. Bunyi yang ditimbulkan oleh getaran komponen mesin merupakan bunyi yang tidak normal. Getaran tersebut bisa terjadi karena baut atau mur yang longgar, komponen retak, atau patah. Bunyi-bunyi akibat getaran mesin berbeda sekali dengan bunyi akibat pembakaran bahan bakar.

  • Gesekan

Gesekan komponen yang tidak dilumasi dengan oli, bisa menimbulkan bunyi yang tidak nyaman. Bunyi akibat gesekan bisa timbul pada tuas sistem kawat gas karburator yang tidak dilumasi dengan baik, gesekan piston dengan dinding silinder, atau gesekan pada lakher.

  • Aliran Gas

Aliran gas yang bocor bisa menimbulkan bunyi yang tidak normal, seperti terjadinya kebocoran pada saluran gas masuk dalam silinder (intake manifold). Bunyi tersebut berupa desis yang keras.

  • Ketukan (knocking)

Bunyi yang diakibatkan oleh adanya ketukan dua komponen mesin yang cukup keras, biasanya terjadi di daerah sebagai berikut.

1.      Celah katup yang terlalu besar.

2.      Bantalan poros engkol longgar.

8

3.      Piston kocak.

4.      Pen piston longgar.

5.      Poros nok kocak.

  • Loncatan Bunga Api

Loncatan listrik tegangan tinggi bisa menimbulkan bunyi khas. Bunyi tersebut bisa mirip suara seekor cicak berdecak. Penyebab loncatan bunga api listrik adalah kebocoran arus atau hubungan singkat.

  • Tekanan Gas

Bunyi yang disebabkan oleh tekanan gas yang bocor hampir sama dengan kebocoran aliran gas masuk. Kebocoran gas disebabkan oleh sekat yang kurang rapat. Bunyi mesin harus didengarkan dengan saksama untuk mencari penyebab kerusakan mesin. Karena itu, bandingkan bunyi mesin sebelum dan setelah tune-up.

 

b.      Getaran Mesin

 

Perhatikan getaran selama mesin hidup pada putaran stasioner. Mesin yang normal tidak memiliki getaran yang kasar. Jika diamati, pada waktu mesin dinyalakan, bodi mesin tersebut tidak bergetar kecuali kabel-kabel businya yang sedikit bergetar. Jika getaran mesin agak kasar, berarti terdapat gangguan pada proses pembakaran atau komponen-komponennya. Getaran yang kasar disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

  • Tekanan kompresi tidak sama antara masing-masing silinder.
  • Tekanan kompresi di atas standarnya.
  • Pembakaran pada salah satu silinder tidak normal.
  • Salah satu busi mati.
  • Salah satu kabel busi lepas.
  • Pemasangan kabel busi tidak sesuai urutan pengapiannya.
  • Terdapat komponen-komponen yang kocak atau kendor baut-bautnya.

 

 

 

 

9

c.       Asap Knalpot

 

Setelah bunyi mesin dan getarannya diamati, selanjutnya perhatikan dengan teliti bentuk dan warna asap sisa pembakaran yang keluar dari knalpot. Asap yang keluar dari knalpot merupakan petunjuk baik tidaknya proses pembakaran bahan bakar mesin tersebut.

Ada empat warna asap knalpot yang dapat dijadikan petunjuk baik tidaknya proses pembakaran dalam mesin sebagai berikut.

  • Warna Asap Hitam

Warna asap hitam pada mesin diesel merupakan sesuatu  yang wajar. Namun, warna asap hitam pada mesin bensin merupakan pertanda adanya pembakaran yang tidak sempurna karena kelebihan bensin pada campuran gas dan bensinnya. Ukuran standar yang digunakan sebagai pembanding warna asap dikatakan hitam atau normal adalah asap mesin dalam kondisi normal.

  • Warna Asap Putih

Asap mesin 2 tak yang normal berwarna putih. Berbeda dengan mesin 4 tak, jika asap mesin 4 tak berwarna putih berarti terdapat kerusakan atau gangguan pada mesin tersebut. Warna putih disebabkan asap dari oli yang terbakar. Pada mesin 2 tak, oli memang terbakar bersama bensin. Namun pada mesin 4 tak, oli tidak terbakar, kecuali terdapat kebocoran oli dari karter ke ruang bakar.

  • Asap Tak Berwarna

Asap mesin 4 tak yang baik adalah yang tidak berwarna. Warna asap seperti ini menandakan campuran gas normal, tidak kelebihan bensin, tidak bercampur dengan oli, dan tidak kekurangan bensin.

  • Asap Knalpot Berjelaga

Jelaga pada asap mesin, baik itu mesin 2 tak maupun 4 tak, disebabkan adanya kandungan minyak tanah di dalam bensin. Jika asap yang dihasilkan berjelaga, bunyi mesin pasti tidak normal (kasar) dan elektroda businya hitam.

 

 

 

10

Setelah mesin dianalisis kerusakannya, pekerjaan tune up bisa dimulai. Pengerjaan tune up harus berurut. Tujuannya, agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan karena servis komponen tertentu berpengaruh terhadap komponen yang lain.

 

a.      Saringan Udara (Air Filter)

 

Saringan udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan dengan komponen yang lain, karena saringan udara merupakan komponen mesin yang paling dingin dibandingkan dengan komponen yang lain setelah mesin dihidupkan. Selain itu saringan udara juga berpengaruh terhadap komponen lain jika diservis belakangan, seperti terhadap pembentukan campuran udara dan bensin di saluran pada intake manifold (saluran pemasukan gas).

Saringan udara atau lebih populer dengan sebutan filter terletak di dalam kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai piring. Kotak tersebut terbuat dari pelat besi biasa. Saat pengapian, putaran stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan udara. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan udara.

 

b.      Platina

 

Setelah saringan udara dibersihkan atau diganti, komponen berikutnya yang harus diservis adalah platina. Platina terletak di dalam distributor. Platina perlu diperiksa atau diservis terlebih dahulu sebelum menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Jika platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.

 

 

 

 

11

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit. Meskipun perubahan putaran stasioner tersebut tidak begitu besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis. Kondisi permukaan kontak platina sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan bunyi mesin. Jika permukaan platina kotor, putaran stasioner akan turun. Namun, jika permukaan platina dibersihkan, putaran stasioner akan naik. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah penyetelan putaran stasioner dan campuran gas.

Setelah perbaikan platina selesai, pasanglah platina dengan benar. Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat dengan bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api pada busi. Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka tidak perlu melewati tahapan ini.

 

 

c.       Kabel Busi

 

Setelah platina diservis, tutup distributor tidak perlu segera dipasang. Periksa kondisi tutup distributor beserta kabel-kabelnya. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah menyervis platina dengan tujuan untuk efisiensi kerja.

Kondisi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun, kabel busi harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu daripada businya, karena kabel busi merupakan pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke busi. Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak boleh diganti dengan kabel yang sembarangan kualitasnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari hambatan yang besar pada busi. Isolasi kabel busi harus memenuhi syarat, karena listrik yang dialirkan bertegangan tinggi (15.000-20.000 volt). Isolasi kabel busi yang sudah usang harus diganti kabelnya. Penggantian kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal harganya, semakin baik kualitasnya.

 

12

Kabel busi yang retak isolatornya atau telah usang menyebabkan timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sehingga busi yang kabelnya terkena induksi meloncatkan bunga api liar dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga mesin menjadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm meter, jika besarnya tahanan tidak sesuai dengan standartnya maka kabel busi diganti dengan yang baik.

 

d.      Tutup Distributor

 

Tutup distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan pemeriksaan kabel-kabel busi dan servis platina. Hal ini dimaksudkan untuk meng¬hemat waktu kerja. Jika pemeriksa¬an tutup ditributor dilakukan se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan baik jika kondisinya sebagai berikut.

 

 

  • Tidak retak.
  • Arang pada tutup distributor yang berfungsi meng¬alirkan listrik tegangan tinggi tidak aus.
  • Bisa menutup dengan rapat.

Ada model tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian atas tutup tersebut. Fungsi lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air yang terjebak di dalam tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air bisa keluar sehingga distributor tetap kering. 

 

e.       Accu

 

Pemeriksaan berikutnya adalah pemeriksaan accu. Pemeriksaan accu meliputi sebagai berikut.

 

 

13

  •  Tinggi Air Accu

Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas (upper level) dan garis batas bawah (lower level). Jika air accu jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur secukupnya. Ketinggian air accu pada prinsipnya adalah merendam seluruh sel-sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel-sel accu tersebut.
Jika mobil menggunakan accu kering, perawatannya menjadi lebih mudah karena tidak memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya. Namun, harga accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah standar) berakibat reaksi pada accu tidak maksimal, sehingga arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik pada mobil.

  • Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air hangat, sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan dengan ampelas.
 Bagian yang nampaknya remeh, tetapi sangat penting, adalah klem atau penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem tersebut mudah sekali kendor. Jika klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak melon¬catkan bunga api. Untuk merawat klem agar

 

tetap berfungsi dengan baik, ke¬raskan baut pengikatnya dan gunakan klem yang berkualitas baik. Kutub-kutub accu yang kotor atau berkarat menyebabkan tahanan sangat besar. Akibatnya, arus yang mengalir menjadi berkurang (kecil) sehingga tenaga mesin menjadi berkurang, bahkan mesin tak bisa dihidupkan.
Pada pemeriksaan pengapian, umumnya accu diperiksa paling akhir, itu pun kalau bunga api yang keluar dari busi sangat kecil dan bagian pengapian lainnya telah diservis.

 

f.       Busi

Busi sebaiknya diperiksa setelah pengukuran tekanan kompresi atau sebelum penyetelan celah katup. Alasannya, pada pengukuran tekanan kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam keadaan tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang optimal. Saat pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena lubang busi

 

14

digunakan untuk memasukkan ujung alat pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya dalam keadaan tidak terpasang agar mesin ringan saat diputar.

Bagian busi yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak boleh berhubungan. Karena itu, harus disetel celahnya. Adanya kotoran pada kedua elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda busi perhatikan hal-hal sebagai berikut.

  • Jika terdapat lingkaran berwarna agak biru antara elektroda tengah dengan insulatornya, berarti tipe busi yang digunakan cocok.
  • Jika insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru, berarti tipe businya terlalu dingin.
  • Jika insulatornya berwarna putih dan terjadi erosi pada elektrodanya, berarti tipe businya terlalu panas.

Ada tiga tipe busi, yaitu busi panas, sedang, dan dingin. Busi tipe panas kurang tahan terhadap panas, tipe dingin tahan terhadap panas. Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.

 

g.      Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel celah katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya. Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara, hingga penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan memperoleh keuntungan sebagai berikut.

  • Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi masing-masing silinder.
  • Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah mencapai titik puncaknya atau belum.
  • Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

15

1. Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

  • Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.
  • Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.
  • Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik jika proses kerja mesin (gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

2. Cara Penyetelan

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar penyetelan katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut.

  • Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston berada di posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini banyak membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar pull sesuai dengan banyaknya silinder sampai mendapatkan posisi piston pada top silinder 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Saat posisi top kompresi, kedua katup iNdan EX harus dalam keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel celahnya.
  • Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston pada posisi top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai dengan proses kerja mesin. Cara ini lebih cepat dan menghemat dengan tenaga, tetapi memerlukan

 

  • pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya hubungan antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan katup.

 

h.        Positive Crank Case Ventilation (PCV)

 

PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke dalam ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui sebuah selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu sebelum .tes kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan kompresi dan putaran mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah dibandingkan dengan ketika PCVdiaktifl<an.

16

Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti dengan yang baru.

 

i.        Saat Pengapian

 

Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin. Alasannya, karena saat pengapian yang tercantum dalam buku pedoman servis mobil adalah saat pengapian pada putaran stasioner. Jika saat pengapiannya disetel pada putaran tidak stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Hal ini sebenarnya bisa dihindari, karena begitu pu¬taran mesin disetel, saat penga¬t,piannya pasti berubah.

Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar dis¬tributor dalam keadaan mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang paling halus dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa dijadikan pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa menggunakan timing- light (penyetelan perigapian) atau alat bantu lainnya.

Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut pengikatnya dikendorkan. Jika distributor diputar berlawanan arah dengan putaran rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya, jika distributor diputar searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

 

j.             Idel

 

Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-up mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap saat pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel campuran antara udara dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum menyetel campuran idel, putaran mesinnya harus stasioner terlebih dahulu. Jika setelah penyetelan idel, kemudian putaran stasionernya

berubah, putaran stasionernya harus disetel ulang. 

 

17

k.            Tali Kipas

 

Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika tali kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin de¬ngan baik karena selip.

Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran mesin sehingga mesin menjadi panas. Selain itu, putaran alternator juga tidak bisa maksimum sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

 

Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruh komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar atau belum. Jika semua komponen telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran stasioner beberapa menit. Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin, getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak terdapat gangguan atau ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.

 

C.        Hasil

 

Tune up adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh semua pemilik kendaraan. Hal ini bertujuan agar kondisi mesin tetap prima, tidak kurang satu apapun. Secara umum, pengertian tune up adalah melakukan penyetelan ulang dan pembersihan semua komponen dan sistem yang ada di mesin mobil agar kembali seperti semula, bahkan mengalami peningkatan performa. 

Dengan melakukan tune up secara rutin, akan meminimalisir kerugian-kerugian yang bisa muncul akibat mobil mengalami kerusakan, seperti kerusakan komponen mobil hingga mogok di saat melakukan perjalanan jauh. Berikut adalah alasan mengapa AutoFamily perlu melakukan tune up mobil secara rutin.

 

 

18

1. Performa Mesin Jadi Optimal

Performa mesin bisa terjaga secara baik apabila dilakukan tune up secara rutin. Selain menjaga performanya, kelebihan mobil rutin di tune up yaitu meningkatkan tenaga yang dihasilkan. Perlu untuk Anda ketahui, tune up ini hanya fokus pada bagian mesinnya saja, bukan daya kelistrikan, pemindah daya, atau bahkan chasis. Dikarenakan hanya mengutamakan sektor dapur pacunya, maka proses yang dilakukan benar-benar optimal. Segala medan jalan pun bisa ditempuh secara mudah dengan mobil yang sudah di tune up.


2. Saringan Udara
Lancar

Dilakukannya tune up juga bermanfaat dalam memastikan komponen saringan udara. Dengan tune up, maka fungsi saringan udara di dalam mesin mobil tetap terjaga secara baik. Seperti yang diketahui, kurangnya perawatan membuat saringan udara menjadi tak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal inilah yang menjadi alasan mobil harus di-tune up. Saringan udara yang bermasalah tentunya berpengaruh terhadap performa mesin.

​​​​​​​​​​​​​​​​3. Mesin Terjaga Performanya 

Alasan mobil harus di tune up yaitu untuk memastikan komponen mesinnya tetap stabil. Dengan kondisi komponen mesin mobil yang tetap stabil, maka komponen tersebut bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Mobil pun tetap aman dan nyaman dikendarai.
 

4. Usia Mobil Menjadi Lebih Panjang

Tune up adalah solusi untuk memperpanjang usia pakai mobil Anda. Hal ini dikarenakan tune up bisa menjaga performa mobil seperti saat masih baru. Meski mobil Anda adalah keluaran tahun lama, namun saat digunakan tenaganya tetap terjaga secara baik jika rajin tune up.

 

 

 

 

 

19

​​​​​​​5. Berkendara menjadi Nyaman

Mobil yang rajin tune up sudah pasti nyaman digunakan. Hal ini dikarenakan tune up memastikan performa mesinnya tetap baik. Selain nyaman, mengendarai mobil yang sudah di-tune up juga terbukti aman. Bukan hanya karena performa mesinnya yang baik, akan tetapi juga tak ada kerusakan komponen di bagian mesinnya. Pastikan AutoFamily rajin tune up secara rutin yang dalam buku servis disebut servis berkala. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20

BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

 

                Adapun kesimpulan yang saya penulis simpulkan dari hasil praktek ialah :
1. Setiap ukuran yang ada pada mesin itu menentukan dengan keefektifitas mesin

    tersebut.


2. Kurangnya perawatan yang dilakukan pada mesin tersebut yang menyebabkan

    timbulnya korosi sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan

    praktek.

B.  Saran

   

 Adapun saran yang bisa penulis berikan dalam praktikum adalah :
1.) Sebelum melakukan percobaan, pelajari dahulu langkah kerja secara seksama dan pahami tujuan percobaan tersebut.


2.) Bekerjalah secara teliti dalam melakukan percobaan agar hasil yang didapatkan lebih baik. Misalnya dalam pengukuran celah katup, platina.


3.) Pergunakan alat ukur yang presisi agar didapat data yang akurat.


4.) Bersihkan alat- alat tersebut sebelum melakukan percobaan agar alat tersebut dapat dipergunakan setiap waktu dan dalam keadaan baik.

 

 

 

 

 

21

DAFTAR PUSTAKA

 

1.       Iman Permana & Joel Tadjo, 1992, Pedoman Penyelenggaraan Bengkel Otomotip, Media Cetak PPPG Teknologi Bandung.

2.       Neely, John E., 1982, Practical Machine Shop, John Wiley & Sons, New York.

3.       OPKR. 10.017, edisi September 2002, Bahan Pelatihan Nasional Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan, Depdiknas.

4.       Toyota. (2006). Soft Copy Manual Book Toyota. Jepang. PT. Toyota Astra Motor.

5.       Modul Sistem Rem. SMK Negeri 1 Mondokan

6.       Modul Roda dan Ban, SMK Negeri 1 Mondokan

7.       Buku Pelajaran Tentang Sistem Pengapian.

8.       Buku Pelajaran Tentang Sistem Pelumasan dan Pendinginan.

9.       Modul Pemahaman Engine SMK Negeri 1 Mondokan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

  LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS SMK  APOTEK QIRANI FARMA (Waktu Pelaksanaan: ...