PROPOSAL
PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA
JUDUL
PROGRAM :
REALITAS
ANAK JALANAN DI KOTA LAYAK ANAK TAHUN 2021
(KOTA
SURAKARTA)
BIDANG
KEGIATAN :
PKM
RISET (SOSIO HUMANIORA)
Disusun
Oleh :
Muhammad
Dafa Akbar (21200123)
Tiara
Oktavia Putri (21200170)
Brigitta
Audrey Anggraini (21200216)
Zhabella
Rossinta Aza (21200264)
Chandra
Aprianto (21200310)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2021
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan……………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………..
Kata Pengantar………………………………………………………………………………
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………….
1.4. Kegunaan …………………………………………………………………
BAB 2. KAJIAN TEORI…………………………………………………………………..
2.1. Defisini
Anak Jalanan…………………………………….
2.2. Macam-macam
Anak Jalanan
2.3. Kategori
Anak Jalanan
2.4.
Faktor-faktor Kemunculan Anak Jalanan
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………….
3.2. Metode Penelitian…………………………………………………………….
3.3. Subjek Penelitian …………………………………………………………….
3.4. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………….
3.5. Teknik Analisis Data…………………………………………………………..
3.6. Keabsahan Data………..
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya………………………………………………………………..
4.2. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lamp 1. Biodata………………………………………………………………………
1.1. Biodata
Ketua Kelompok………………………………………….
1.2. Biodata
Anggota 1……………………………………………………
1.3. Biodata Anggota 2……………………………………………..
1.4. Biodata
Anggota 3………………………………………..
1.5. Biodata
Anggota 4…………………………………………………..
Lamp 2. Justifikasi Anggara………………………………………………….
2.1. Peralatan
Penjunjang………………………………………….
2.2. Bahan Habus
Pakai…………………………………………….
2.3.
Perjalanan………………………………………………
2.4.
Lain-lain……………………………………………………………
Lamp 3. Susunan dan Pembagian Tugas…………………………………………..
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan proposal PKM yang berjudul “realita anak
jalan di Surakarta tahun 2021.
Terima kasih
saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing dan Kakak Penannggung jawab yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan proposal ini tepat waktu.
Kami menyadari,
bahwa proposal PKM yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga proposal
PKM ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Surakarta, 20 November 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dilansir
dari Solopos.com pada tanggal 29 Juli 2021, Kota Solo Kembali meraih
penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama kali keempatnya dari
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), menyandang
predikat Kota Layak Anak juga merupakan suatu kebanggan bagi Kota Solo, tetapi
akan menjadi tantangan berat bagi Pemerintah Kota Solo. Hal ini karena
permasalahan anak di Kota Solo masih cukup tinggi dan beragam. Salah satu
permasalahan yang hingga kini belum terselesaikan adalah anak jalanan. Sejauh
ini para masyarakat masih beranggapan bahwa keberadaan anak jalanan merupakan
masalah sosial yang sulit untuk dicari solusinya. Anak jalanan dianggap sebagai
sampah masyarakat, yang sering menyebabkan keresahan terhadap siapa saja yang
bersinggungan dengan mereka. Keresahan dari masyarakat itu karena banyak anak
jalanan yang melakukan Tindakan menyimpang seperti mencuri, merampok, tawuran,
minum-minuman keras, itu semua merupakan citra anak jalanan di mata masyarakat.
Persoalan yang muncul adalah anak-anak jalanan pada umumnya berada pada usia 18
tahun kebawah, padahal mereka juga mempunyai kesempatan yang sama seperti
anak-anak yang lain yaitu mendapat pelayanan Pendidikan, tetapi disisi lain
mereka tidak bisa meninggalkan keharusan mereka mencari penghidupan di jalanan.
Dalam
menjalankan perannya, anak jalanan rentan sekali mengalami permasalahan yang
mereka temui baik di rumah maupun di jalanan antara lain kekerasan, pemaksaan
kerja, pelecehan seksual, gangguan kesehatan dan keselamatan jiwa, penelantaran
yang dilakukan oleh orang tua, kriminalitas, serta pendidikan karena sebagian
besar waktu mereka habiskan di jalanan untuk mencari uang. Tidak sedikit dari
mereka yang melakukan perbuatan tindak pidana karena pengaruh yang mereka dapat
dari lingkungan jalanan tersebut sehingga mendorong anak jalanan berani
melakukan perbuatan tindak pidana, dengan demikian bahwa faktor keluargalah
yang berperan cukup besar, mengingat anak akan terus berkembang sesuai dengan
tempat atau lingkungan yang ia tinggali.
Dan juga beberapa hak asasi anak-anak itu terancam tak bisa terpenuhi,
seperti hak atas kesehatan hingga akses layanan pendidikan. Mereka secara fisik
ada, tapi secara legal dianggap tidak ada dalam dokumen kependudukan Negara.
Hal ini makin dipersulit dengan tidak diketahuinya informasi mengenai
keberadaan orang tua anak-anak jalanan tersebut. Kondisi ini tentu berdampak
pada rendahnya kapasitas kecerdasan, perilaku adaptif, dan penguasaan emosional
anak, bahkan pada jangka panjang memarjinalkan anak-anak jalanan sebagai warga
negara yang tidak dilibatkan dalam proses pembangunan. Ditinjau dari aspek
psikologis, anak jalanan tidak akan dapat berkembang dengan baik. Status mereka
jelas menghambat perkembangan pribadi dan berpengaruh terhadap kehidupan masa
depannya. Tindak kekerasan yang dihadapi anak jalanan secara terus-menerus
dalam perjalanan hidupnya, akan melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk
kepribadian mereka. Ketika beranjak dewasa, besar kemungkinan mereka akan
menjadi salah satu pelaku kekerasan. Di sisi lain, akses anak-anak jalanan
terhadap jaminan kesehatan, pelindungan terhadap kekerasan, pendidikan,
kelangsungan hidup yang lebih baik, belum mendapat perhatian yang optimal dari
berbagai pihak.
Berdasarkan
penjelasan diatas tentang rentan dan banyak nya permasalahan bagi anak jalanan
yang belum dapat diselesaikan bahkan di Kota yang disebut sebagai Kota Layak
Anak (KLA) ini mendorong kami sebagai penulis untuk melakukan riset penelitian
lebih dalam tentang hal tersebut dan mengangkat judul PKM-R kami yaitu
“REALITAS ANAK JALANAN DI KOTA LAYAK ANAK, SURAKARTA).
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas peneliti merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Apa
faktor-faktor utama yang membuat anak jalanan turun kejalan?
2. Bagaimana
solusi maraknya anak jalanan yang di Kota Layak Anak, Surakarta?
3. Bagaimana
kendala masyarakat dan pemerintah dalam penanganan anak jalanan di Kota
Surakarta?
4. Bagaimana
persepsi anak jalanan terhadap upaya penanganan oleh masyarakat dan pemerintah
Kota Surakarta?
1.3. Tujuan
Penelitian
Tujuan yang kami
harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui faktor apa saja yang membuat anak turun kejalanan
2. Untuk
mengetahui bagaimana solusi maraknya anak jalanan yang ada di Kota Layak Anak,
Surakarta
3. Untuk
mengetahui bagaimana kendala masyarakat dan pemerintah dalam penanganan anak
jalanan di Kota Surakarta
4. Untuk
mengetahui bagaimana persepsi anak jalanan terhadap upaya penangan oleh
masyarakat dan pemerintah Kota Surakarta.
1.4.
Kegunaan
Kegunaan
yang kami harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi
anak jalanan, semakin banyak terbuka, mengaktuaklisasikan diri sesuai dengan
norma dan HAM yang berlaku
2. Bagi
masyarakat, lebih menerima anak jalanan dan jangan memandang mereka buruk
3. Bagi
pemerintah, semoga penanganan anak jalanan nantinya terus berkembang lebih baik
4. Sebagai
referesensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1.
Definisi Anak Jalanan
Anak
jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu
pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki
hubungan dengan keluarganya (Suyanto, 2010). Menurut Departemen Sosial RI
(1999), pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun
yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor
budaya yang membuat mereka turun ke jalan.
2.2.
Macam-macam Anak Jalanan
Vespa
rongsok sekarang mulai mendapatkan tempat dikalangan pecinta otomotif. Banyak
julukan yang diberikan kepada bentuk modifikasi Vespa ini, diantaranya Vespa
gembel, Vespa sampah, Vespa angker, Vespa primitif, dan Vespa antik. Tampilan
motor Vespa rongsok, jika dilihat sekilas hanya seperti motor butut yang
dihiasi barang bekas, ataupun sampah. Kesan kumuh, kumal, dan rongsong pasti
terlintas di kepala setiap orang yang melihatnya, namun kesan itu justru ingin
ditampilkan oleh para pecinta Vespa rongsok. Mereka menggunakan barang-baran
tidak terpakai, ataupun sampah sebagai aksesoris motor, seperti botol,
kaleng dan barang bekas lainya. Barang-barang itu memiliki nilai tersendiri
bagi pemiliknya, dimana merupakan kenang-kenangan saat mereka melakukan
touring.
Satuan
Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) Polresta Surakarta dalam waktu dekat
mengumpulkan pengamen dan pengemis. Satbinmas mengumpulkan mereka sebagai
langkah pembinaan terkait tindak kejahatan di jalan raya. Suharmono
mengungkapkan pengamen dan pengemis terkadang tidak terima saat diberi uang
dengan nilai kecil. Pengguna jalan merasa tidak nyaman dengan sikap pengamen
dan pengemis yang seperti itu. Warga yang pernah merasakan kejadian tersebut
tidak tahu harus melapor ke mana sehingga akhirnya mengunggah informasi itu di
media sosial (medsos). Ia menjelaskan pemberantasan kejahatan di jalan raya
merupakan bagian dari program Satbinmas tahun ini. Dalam memberikan pembinaan
itu, Satbinmas akan bekerja sama dengan Satpol PP Solo. Kapolresta Surakarta
Kombes Pol. Ribut Hari Wibowo meminta Satbinmas melibatkan tokoh agama dalam
pembinaan kepada pengemis, pengamen, dan eks napi. Satbinmas tidak cukup hanya
membenahi mental mereka tetapi juga harus dibekali spiritual.
2.3.
Kategori Anak Jalanan
Departemen
Sosial Republik Indonesia menyusun tiga kategori anak jalanan. Kategori tersebut
didasarkan pada bentuk-bemuk strategi pengentasan. Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dalam kluster anak jalanan. Terdapat tiga kategori anak jalanan;
a. Anak
jalanan yang hidup di jalanan (children of the street),
b. Anak
jalanan yang bekerja di jalanan (children on the street),
c. Anak
rentan menjadi anak jalanan (Vulberable children to be street children).
Pertama anak jalanan yang hidup di jalanan (children
of the street) yaitu anak yang kesehariannya dihabiskan dijalanan bahkan anak
dalam kategori ini tidak mempunyai tempat tinggal untuk dijadikan tempat pulang
dan istirahat sehingga mereka tidur dan istirahat di semua tempat yang menurut
mereka layak. anak jalanan dengan kriteria intensitas hubungan yang sangat
rendah bahkan putus hubungan dengan orang tua. Dari segi waktu, delapan sampai
16 jam dalam sehari mereka menghabiskan waktunya di jalanan untuk beketja
mencari nafkah dengan mengamen, mengemis, maupun menggelandang dari satu tempat
ke tempat lainnya. Mereka putus hubungan dengan sekolah (drop-out).
Kedua, anak jalanan yang bekerja di jalanan
(children on the street) yaitu anak yang kesehariannya berada dijalanan untuk
mencari nafkah demi bertahan hidup akan tetapi anak ini bisa dikatakan lebih
kreatif dari kategori yang pertama karena anak ini cenderung lebih mandiri. Yang
termasuk dalam kelompok ini memiliki karakteristik intensitas hubungan dengan
orang tua tidak teratur, waktu yang dihabiskan di jalanan dalam satu hari
mencapai enam sampai delapan jam tiap hari, hidup di daerah kumuh (slum),
dengan cara mengontrak bersama dengan anak jalanan lainnya, putus hubungan
dengan sekolah (drop out), dan mencari nafkah untuk mendapatkan uang dengan
menjual koran, makanan dan minuman (pengasong) mencuci kendaraan, memungut
barang bekas (pemulung) dan menyemir sepatu.
Ketiga adalah anak rentan menjadi anak jalanan
(Vulberable children to be street children) yaitu anak yang sering bergaul
dengan temannya yang hidup dijalanan sehingga anak ini rentan untuk hidup
dijalanan juga. Klasifikasi ini mengacu pada anak yang memiliki kriteria
intensitas penemuan dengan orang tuanya teratur karena mereka masih tinggal
dengan keluarganya (orang tua), empat sampai enam jam waktunya digunakan untuk
bekerja di jalan, rata-rata masih bersekolah, dan melakukan berbagai aktivitas
untuk mendapatkan uang dengan mengamen, menjual koran, dan menyemir sepatu. Anak
Jalanan melakukan aktivitas tertentu di jalanan yang bertujuan untuk
mempertahankan hidup. Beberapa aktivitas yang dilakukan Anak Jalanan antara
lain adalah membangun solidaritas, melakukan kegiatan ekonomi, memanfaatkan
barang bekas atau sisa, melakukan tindakan kriminal, dan melakukan kegiatan
rentan terhadap eksploitasi seksual.
2.4.
Faktor-faktor Kemunculan Anak Jalanan
Faktor-faktor
penyebab munculnya anak jalanan di Indonesia penyebab meningkatnya anak jalanan
dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998. Pada era tersebut
selain masyarakat mengalami perubahan secara ekonomi, juga menjadi masa
transisi pemerintahan yang menyebabkan begitu banyak permasalahan sosial
muncul. Secara langsung dampak krisis ekonomi memang terkait erat dengan
terjadinya peningkatan jumlah anak jalanan di beberapa kota besar di Indonesia.
Hal ini akhirnya memberikan ide-ide menyimpang pada lingkungan sosial anak
untuk mengekploitasi mereka secara ekonomi, salah satunya dengan melakukan
aktivitas di jalanan.
Faktor-faktor yang
mendukung seorang anak memasuki dunia jalanan adalah sebagai berikut :
a. Faktor
pembangunan, yang dimana mengakibatkan masyarakat pedesaan melakukan
urbanisasi. Lemahnya keterampilan menyebabkan mereka kalah dari persaingan
memasuki sektor formal dan menyebabkan mereka bekerja apapun untuk
mempertahankan hidup.
b. Faktor
kemiskinan, faktor yang dipandang dominan yang menyebabkan munculnya Anak-anak
Jalanan.
c. Faktor
kekerasan keluarga, anak selalu menjadi korban kekerasan baik fisik, mental dan
seksual memiliki resiko tinggi menjadi Anak Jalanan.
d. Faktor
perceraian orang tua (broken home), perceraian orang tua yang diikuti dengan
pernikahan baru telah membuat anak menjadi shock dan tertekan. Tidaklah mudah
untuk mengikuti ayah atau ibu. Ini merupakan salah satu faktor yang mendorong
anak melarikan diri dari rumah dan hidup dijalanan.
e. Faktor
ikut-ikutan teman, sering anak memasuki dunia jalanan menceritakan
pengalamannya pada teman-temannya. Nilai-nilai kebebasan dan kemudahan
mendapatkan uang akan merangsang anak-anak lain untuk mengikuti jejaknya.
f. Faktor
budaya ada beberapa daerah yang menganjurkan anak laki-laki mengadu nasib ke
daerah lain.
Dengan
situasi tersebut semestinya keluarga menjadi benteng utama untuk melindungi
anakanak mereka dari eksploitasi ekonomi. Namun faktanya berbeda, justru
anak-anak dijadikan ”alat” bagi keluarganya untuk membantu mencari makan. Orang
tua sengaja membiarkan anakanaknya mengemis, mengamen, berjualan, dan melakukan
aktivitas lainnya di jalanan. Pembiaran ini dilakukan agar mereka memeroleh
keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Kondisi keluarga yang tergolong miskin, membuat dan memaksa anak jalanan untuk
tetap “survive” dengan hidup di jalanan. Dapat dikatakan bahwa keberadaan
mereka di jalanan adalah bukan kehendak mereka, tetapi keadaan dan faktor
lingkungan luar termasuk keluarga yang mendominasi seorang anak menjadi anak
jalanan. Beberapa ahli telah menyebutkan faktor-faktor yang kuat mendorong anak
untuk turun ke jalanan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
yang berjudul “REALITAS ANAK JALANAN DI KOTA LAYAK ANAK, SURAKARTA” ini akan
dilaksanakan di Kota Surakarta dan sekitarnya. Waktu penelitian akan
dilaksanakan selama 3 bulan.
3.2. Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif dan menggunakan jenis metode studi kasus. Studi kasus akan digunakan
untuk memperoleh kebenaran secara mendalam untuk mempelajari latar belakang,
keadaan, interaksi, kendala, dan penanganan anak jalanan oleh masyarakat dan
Pemerintah Kota Solo.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian kami adalah beberapa anak jalanan berumur 18 tahun kebawah yang
berada di Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
cara pengambilan sampel kelompok (cluster sampling). Pada penelitian ini
peneliti mengambil 10 anak jalanan yang mempunyai dokumen kependudukan negara
dan tidak.
3.4. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang akan kami gunakan adalah wawancara dan observasi, dimana
10 anak jalanan yang dipilih akan kami beri beberapa pertanyaan seputar
kehidupan mereka, faktor dan problematika kehidupan mereka dijalanan. Wawancara
ini juga akan dinarasumberi oleh 10 orang anak jalanan, orang tua anak jalanan,
masyarakat sekitar, dan beberapa pihak LSM yang menangani anak jalanan. Observasi
ini juga dilakukan guna melihat realitas dan kebenaran faktor dan problematika
anak jalanan di lapangan. Akhir data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk
lembaran dan dokumentasi yang dijadikan sebagai acuan menjawab permasalahan
peneliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Dalam
penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif
model interaktif. Sebagaimana yang dikembangkan oleh Miles dan A. Michael
Huberman (2007 : 20), melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Pengumpulan
data, yaitu data pertama atau data mentah yang akan dikumpulkan satu penelitian
b. Reduksi
atau Penyederhanaan data, yaitu proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan,
dan membuat abtraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan kedalam catatan
yang telah disortir atau diperiksa
c. Penyajian
data, yaitu mendeskripsikan data yang ada secara sederhana, rinci, utuh, dan
interaktif yang digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah berikutnya.
Apakah peneliti sudah dapat menarik kesimpulan dari data yang ada dan apakah
peneliti masih perlu melakukan penelusuran kembali sebelum menarik kesimpulan
d. Penarikan
kesimpulan, yaitu langkah terakhir yang meliputi pemberian makna dan data yang
telah disederhanakan dan disajikan dalam penyaji data dengan cara mencatat
keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis konfigurasi yang
memungkinkan diprediksi, hubungan sebab-akibat melalui hukum empires.
3.6.
Keabsahan Data
Untuk
menghindari kesalahan data yang akan di analisis, maka keabsahan data perlu
diuji dengan beberapa cara yaitu :
a. Pengumpulan
data secara terus menerus pada subjek penelitian yang sama
b. Triangulasi
sumber dapat dipercaya
c. Pengecekan
sumber oleh subjek penelitian.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran
Biaya
No.
|
Jenis
Pengeluaran
|
Biaya
(Rp)
|
1.
|
Peralatan Penunjang
|
Rp. 700.000
|
2.
|
Bahan Habis Pakai
|
Rp. 1.546.000
|
3.
|
Perjalanan
|
Rp. 1.250.000
|
4.
|
Lain-lain
|
Rp. 535.000
|
TOTAL
|
Rp. 4.031.000
|
4.2. Jadwal
Kegiatan
No.
|
Kegiatan
|
Bulan
ke-1
|
Bulan
ke-2
|
Bulan
ke-3
|
1.
|
Persiapan Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pembuatan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pelaksanaan Peneliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Evaluasi pelaksanaan peneliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Pembuatan Laporan Kegiatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Fedri Apri Nugroho,
2014. Realita Anak Jalanan di Kota Layak Anak, Surakarta tahun 2014, Solo;
Jurnal Skripsi Universitas Sebelas Maret, hlm 3-4.
Moleong,
L.J (2007), Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakarya
Herlina
Astri, Kehidupan Anak Jalanan di Indonesia; Faktor Penyebab, Tatatan Hidup dan
Kerentanan Berperilaku Menyimpang, Skripsi, hlm. 149.
Departemen
Sosial RI, 1998
Shalaludin,
odi. Ekspoloitasi Seksual Komersil Terhadap Anak, Semarang: Yayasan Setara,
200, hlm 20-27
Yulia
Fahimah, Peran Kulturalarasi Dalam Perilaku Seksual Anak di Gang 3 Pasar
Kembang, Yogyakarta; PKM-PSH, hlm 7-8, 18.19.
Tribun News 2016, Uniknya Komunitas
Vespa Rongsok
Lampiran
1. Biodata Ketua Kelompok dan Anggota Kelompok
1.1. Biodata Ketua Kelompok
1.
|
Nama
Lengkap
|
Tiara
Oktavia Putri
|
2.
|
Jenis
Kelamin
|
P
|
3.
|
Program
Studi
|
Manajemen
|
4.
|
NPM
|
21200170
|
5.
|
Tempat,
tanggal lahir
|
Bekasi,
1 Oktober 2003
|
6.
|
E-mail
|
tiaraoktavia559@gmail.com
|
7.
|
Nomor
Telepon
|
0895346341811
|
1.2. Biodata Anggota 1
1.
|
Nama
Lengkap
|
Brigitta
Audrey Anggraini
|
2.
|
Jenis
Kelamin
|
P
|
3.
|
Program
Studi
|
Manajemen
|
4.
|
NPM
|
21200216
|
5.
|
Tempat,
tanggal lahir
|
Surakarta,
22 September 2003
|
6.
|
E-mail
|
brigittaaudrey22@gmail.com
|
7.
|
Nomor
Telepon
|
081542632447
|
1.3. Biodata Anggota 2
1.
|
Nama
Lengkap
|
Zhabella
Rossinta Aza
|
2.
|
Jenis
Kelamin
|
P
|
3.
|
Program
Studi
|
Manajemen
|
4.
|
NPM
|
21200264
|
5.
|
Tempat,
tanggal lahir
|
Jakarta,
8 Oktober 2002
|
6.
|
E-mail
|
shinttaaza@gmail.com
|
7.
|
Nomor
Telepon
|
087737780081
|
1.4. Biodata Anggota 3
1.
|
Nama
Lengkap
|
Chandra
Aprianto
|
2.
|
Jenis
Kelamin
|
L
|
3.
|
Program
Studi
|
Manajemen
|
4.
|
NPM
|
21200310
|
5.
|
Tempat,
tanggal lahir
|
Sukoharjo,
19 April 2003
|
6.
|
E-mail
|
chandraaps07@gmail.com
|
7.
|
Nomor
Telepon
|
082314889801
|
1.5. Biodata Anggota 4
1.
|
Nama
Lengkap
|
Muhammad
Dafa Akbar
|
2.
|
Jenis
Kelamin
|
L
|
3.
|
Program
Studi
|
Manajemen
|
4.
|
NPM
|
21200123
|
5.
|
Tempat,
tanggal lahir
|
Bogor,
13 Juni 2002
|
6.
|
E-mail
|
daffaads937@gmail.com
|
7.
|
Nomor
Telepon
|
0895616195899
|
Lampiran
2. Justifikasi Anggaran
2.1. Peralatan Penunjang
Material
|
Justifikasi Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan (Rp)
|
Keterangan
(Rp)
|
Sewa
Kamera
|
Dokumentasi
|
1 unit
|
Rp. 150.000
|
Rp.
150.000
|
Sewa
Handycam
|
Pelaksanaan Program
|
1 unit
|
Rp. 150.000
|
Rp.
150.000
|
Sewa
Printer
|
Administrasi
|
1 unit
|
Rp. 250.000
|
Rp.
250.000
|
Papan
informasi
|
Pelaksanaan Program
|
2 unit
|
Rp.
50.000
|
Rp.
100.000
|
Board
Maker
|
Pelaksanaan Program
|
2 unit
|
Rp.
25.000
|
Rp. 50.000
|
SUBTOTAL
|
Rp.
700.000
|
2.2. Bahan Habis Pakai
Material
|
Justifikasi Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan (Rp)
|
Keterangan
(Rp)
|
Tinta
Printer
|
Pelaksana
|
3
set
|
Rp.
80.000
|
Rp, 240.000
|
Souvenir
|
Pelaksana
|
10
pcs
|
Rp. 50.000
|
Rp.
1.000.000
|
Kertas
A4
|
Pelaksana
|
2
rim
|
Rp. 40.000
|
Rp. 80.000
|
Pulpen
|
Pelaksana
|
2
pack
|
Rp. 15.000
|
Rp. 30.000
|
Spidol
|
Pelaksana
|
2
set
|
Rp. 50.000
|
Rp. 100.000
|
Kaset
Handycam
|
Pelaksana
|
2
pcs
|
Rp. 30.000
|
Rp. 60.000
|
Amplop
|
Administrasi
|
3
pack
|
Rp. 12.000
|
Rp, 36.000
|
SUBTOTAL
|
Rp.
1.546.000
|
2.3. Perjalanan
Material
|
Justifikasi Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan (Rp)
|
Keterangan
(Rp)
|
Surakarta
a.
terminal tirtonadi
b.
stasiun balapan
c.
pasar surakarta
d.
dll
|
Koordinasi
dan Pelaksanaan Penelitian
|
20
× 5 org
|
Rp.
10.000
|
Rp.
1.000.000
|
Unisri
|
Rapat
Internal Kelompok
|
5
× 5 org
|
Rp.
10.000
|
Rp. 250.000
|
SUBTOTAL
|
Rp.
1.250.000
|
2.4. Lain-lain
Material
|
Justifikasi Pemakaian
|
Kuantitas
|
Harga Satuan (Rp)
|
Keterangan
(Rp)
|
Dokumentasi
|
PDD
|
50
lembar
|
Rp.
1.500
|
Rp. 75.000
|
Proposal
|
Awal
|
secukupnya
|
Rp.
50.000
|
Rp. 50.000
|
Laporan
|
Akhir
|
secukupnya
|
Rp.
50.000
|
Rp. 50.000
|
Seminar
|
Proposal
|
secukupnya
|
Rp.
50.000
|
Rp. 60.000
|
Konsumsi
|
Konsumsi
Kelompok
|
2
× 5 org
(3
bulan)
|
Rp.
100.000
|
Rp. 300.000
|
SUBTOTAL
|
Rp. 535.000
|
Lampiran
3. Susunan dan Pembagian Tugas
No.
|
Nama / NPM
|
Program Studi
|
Bidang Ilmu
|
Alokasi Waktu
|
Uraian Tugas
|
1.
|
Tiara
Oktavia Putri
21200170
|
Manajemen
|
Manajemen
|
10
jam/minggu
|
Membuat
laporan dan mengumpulkan data
|
2.
|
Brigitta
Audrey Anggraini
21200216
|
Manajemen
|
Manajemen
|
10
jam/minggu
|
Menyiapkan
data dan menganalisis data
|
3.
|
Zhabella
Rossita Aza
21200264
|
Manajemen
|
Manajemen
|
10
jam/minggu
|
Menyampaikan
data
|
4.
|
Chandra
Aprianto
21200310
|
Manajemen
|
Manajemen
|
10
jam/minggu
|
Memeriksa
dan menguji kebenaran data
|
5.
|
Muhammad
Daffa Akbar
21200123
|
Manajemen
|
Manajemen
|
10
jam/minggu
|
Membuat
laporan akhir
|