Rabu, 09 Februari 2011

MENGATASI VIRUS OFFICE WORD


Attention: Mungkin anda pernah mengalami masalah dengan data document anda yang berubah menjadi aplication semua. Jika itu yang terjadi sebagaimana yang saya temui permasalahan ini saat saya diminta teman untuk mengatasi virus tersebut karena telah menyerang semua data dokumen penting yaitu "skripsi" dan di SCAN dengan anti virus tidak mempan atau tidak bisa dihilangkan dan virus tersebut ngerubah nama file (doc) menjadi "doc.exe" atau "rtf.exe" serta nama file semula dibolak-balik.
Jika anda juga pernah mengalami hal itu, sebaiknya anda ikuti tips berikut ini (jangan salah langkah-langkahnya):


*. Langkah Pertama:
1. Baca "Bismillah" dulu..
2. Cuci tangan
3. Nyalakan komputer
4. Mulai beraksi...
5. Buka Start Menu, klik Run, lalu ketik (tskill *) kemudian enter / OK. Abiz tuch anda segera buka "Run" lagi setelah muncul keterangan waktu di layar komputer anda. Anda hanya memiliki batas waktu 60 detik untuk buka "Run" lagi kemudian ketik (shutdown -a) lalu enter / OK. Abiz tuch baru basmi virus di komputer anda dengan bantuan anti virus yang ada: ANSAV, AVG AntiVirus, PCMAV 2.0c Build 4, Smadav 2009, AVIRA AntiVir, atau anda bisa menggunakan Anti Virus Kaspersky, dll sesuai keinginan anda. Tapi kalo' yang saya pake' biasanya ANSAV coz lebih cepat dan tidak membuang2 waktu kita atau bisa menggunakan PCMAV 2.0c Update Build 4 karena kelemahan ANSAV tidak bisa mengatasi virus ganas "Conficker".


*. Langka kedua:
1. Baca "Bismillah" dulu..
2. Cuci tangan
3. Nyalakan komputer
4. Mulai beraksi... (hee.. bercanda bro)


*. Kembalikan data file anda terlebih dahulu yang dihilangkan (Super Hidden) oleh virus aplication tersebut dengan cara dibawah ini:
1. Buka notepad (Start Menu, All Program, Accessories, buka notepad)
2. Setelah itu ketik: attrib -s -r -h /s /d (pisahkan dengan spasi setelah -s, -r, -h, /s, /d)
3. Save/simpan di Flashdisk atau komputer anda dengan nama “Open.bat”.
4. Setelah selesai, klik 2x program yang anda simpan tadi kemudian tunggu sampai selesainya proses.
Atau bisa anda gunakan cara lain dengan menjalankan ANSAV lalu anda klik "Plugins", kemudian klik 2x "Hidden Revealer", Pilih Hardisk dan tentukan Lokasi Hardisk / File yang akan dikembalikan, kemudian klik "Start".


Note: Anda harus cek (periksa) dan lihat terlebih dahulu sebelum melakukan langkah ketiga, apakah data anda yang berubah aplication itu kembali normal atau tidak (maksudya lihat "detail" bentuk filenya. Pastikan bahwa data Office Word kembali semua ke type "Microsoft Office Word" atau "Rich Text Format") dan bukan aplication (Memang masih ada sebagian yang aplication n itu adalah virus utamanya yang harus dihilangkan dengan cara ketiga). Kalo' soal namanya masih bolak balik ga' masalah asal udah bisa dibuka.


*. Langkah ketiga:


1. Buka notepad (Start Menu, All Program, Accessories, buka notepad)
2. Setelah itu ketik:


del *.vbs /a /s /f
del *.exe /a /s /f
del *.scr /a /s /f
del Autorun.inf /a /s /f
del *.com /a /s /f
del *.eml /a /s /f
pause


3. Kemudian Save/simpan di Flashdisk atau komputer anda dengan nama “HapusVirus.bat”.
4. Setelah selesai, klik 2x program yang anda simpan tadi kemudian tunggu sampai selesainya proses.


Note:
1. Sebaiknya semua Master / software anda simpan di Lokal Disk yang lain karena konsekwensi / resiko akan hilang (ikut terhapus) semua data exe. Kalo' ga' pengen kayak gitu, ya anda hapus aja satu per satu virus itu dengan manual "delete". Tapi kalo' ada ratusan bahkan seribu lebih data dokumen office word yang terinfeksi, apa anda akan sabar menghapusnya dalam waktu yang lama.
2. Jadi orang beriman jangan suka koleksi VIRUS ya..!! (ga' ada kerjaan aja). Pake' Anti Virus Up-to-date..
3. Selesai

Dinamo Sepeda

DINAMO SEPEDA MOTOR STATER

1. PENGERTIAN DASAR

Motor stater adalah komponen yang berfungsi untuk membantu menghidupkan mesin dengan memutarkan poros engkol (crank shaft) melalui fly wheel.
Prinsip kerja dari motor adalah mengubah energi listrik seri DC menjadi gerak putar.Hal ini sesuai dengan kaidah tangan kiri ‘gaya loren ‘ yaitu jika pada suatu kawat penghantar dialiri arus listrik, maka akan timbul suatu medan magnet.

* Ibu jari menunjukan gaya gerak listrik (GGL)
* Jari telunjuk menunjukan arah medan magnet
* Jari tengah menunjukan gerakan arus mengalir

Pemeriksaan MOTOR STARTER Kendaraan
Motor starter merupakan bagian yang sangat penting dari kendaraan, jika terjadi kerusakan kita akan dibuat kerepotan olehnya. Agar kita tahu letak kerusakan maka perlu sekali kita tau cara pemeriksaan motor starter. Dari berbagai “artikel” kendaraan yang saya pelajari dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan motor starter meliputi :
1. Pemeriksaan Komutator, meliputi :
a. Pemeriksaan kebersihan dari komutator
jika kotor bersihkan dengan amplas ukuran # 400
b. Run Out
jika keolengan melebihi 0,05 mm ratakan dengan mesin bubut
c. Kedalaman alur
jika kedalaman alur kurang dari 0,2 mm perbaiki dengan mata gergaji
2. Armature coil, meliputi :
a. Kontinuitas kumparan
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test
kondisi baik bila tidak ada kontinuitas
3. Field coil, meliputi :
a. Periksa kontinuitas srikuit field coil
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test, baik bila tidak ada kontinuitas

4. Sikat, meliputi :
bila panjang sikat kurang dari 8,0 mm maka sikat harus diganti
5. Pemegang sikat
pastikan pemegang sikat (+) dengan (-) tidak ada kontinuitas
6. Magnetic switch
a. Kembalinya plunyer
kondisi baik bila plunyer ditekan segera kembali
b. Pull in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dengan C.kondisi baik bila ada kontinuitas.
c. Hold in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dan body. jika ada kontinuitas berarti Baik
7. Pemeriksaan Tanpa beban
jika pemeriksaan awal dari 1 sampai 6 telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji tanpa beban. maksudnya disini adalah pemeriksaan motor starter tanpa dipasang pada kendaraan. adapun pemeriksaan ini dilakukan dengan :
a. menghubungan terminal negatif baterai dengan body motor starter
b. Menghubungkan terminal positif baterai dengan terminal 30 motor starter (biasanya baut terminal 30 lebih panjang dibanding dengan baut terminal C)
c. Sebagai gantinya kunci kontak maka hubungkan terminal 30 dengan terminal 50.
d. Ketika terminal 30 dihubungkan dengan terminal 50 maka pada plunyer akan terlempar dilanjutkan dengan berputar.
Apabila kondisi ini kita jumpai pada saat pemeriksaan akhir motor starter maka dapat disimpulkan motor starter dalam kondisi baik. Karena bila dinamo tidak baik akan menimbulkan masalah. Sekarang kita akan membahas masalah dan bagaimana cara mengatasinya.
2. MASALAH DAN SOLUSI PADA DINAMO
Bagian starter yang penting antara lain :
1. Switch Starter (solenoid switch)
3. Bendix starter 5. Arang Starter (Carbon Brush)
Apa yang harus anda lakukan ?
yang harus anda lakukan adalah mempelajari gejala2 yang timbul saat starter tidak mau bekerja, dari gejala2 tersebut dapat di tebak kemungkinan sumber kerusakan.
Gejala2 gejala yang sering muncul pada saat kita start antara lain :

1. Lampu indikator battery dan Oli pada dashboard tidak menyala sama sekali. 75% fusiblelink (kabel lemas kecil dengan soket putih dekat dengan terminal aki +) kotor atau putus. kemungkinan lain adalah
kepala aki kotor dan atau aki anda terkuras total setrumnya (jarang sekali).
2. Lampu indikator battery dan oli pada dashboard (warna merah) nyala namun meredup ketika di starter, 90% aki anda rusak atau kurang setrum.
3. Tedengar suara “gemeretek “ berulang ulang 75% aki anda rusak atau kurang setrum. 20% kepala aki kotor atau kabel ground anda sudah korosi.
4. Terdengar suara mesin berputar tetapi lemah seperti “ngeek..ngek…ngek….”. 75% bushing starter aus
sehingga anker starter sudah tidak dapat berputar pada sumbunya maka perputarannya menjadi sangat berat. 10% ada kemungkinan mesin anda terlalu berat untuk diputar, misalnya terjadi kerusakan pada crank saft, sistem timing dll.
5. Terdengar suara “cek..” satu kali saja setiap kali memutar kunci kontak…50% switch starter atau yang
disebut solenoid switch (pada gambar no.6) sudah tidak berfungsi dengan baik. 40% kunci kontak
anda kotor atau sudah aus. untuk mobil yang menggunakan relay starter 40% itu ada pada kerusakan relay.
6. Starter terkadang dimulai dengan suaraberat lalu enteng dan mesin hidup. Biasanya hal ini terjadi karena kesalahan penyetelan Fur dan Na..delco.
7. Pagi hari tidak dapat starter, pada siang hari starter lancar. 80% aki sudah soak tidak dapat menyimpan setrum untuk waktu yang lama.
8. Saat pagi mudah starter, jika sudah dipakai agak lama (panas) susah starter. 50% Angker starter sudah tidak center lagi..50% lagi adalah bushing starter yang sudah aus
9. Saat distarter tidak ada reaksi sama sekali, tidak ada bunyi. 50% gulungan starter anda Hangus atau terbakar /korslet. 45% Relay starter atau kunci kontak anda bermasalah. 5% kabel ke switch starter lepas.
10. Saat distarter terdengar suara dynamo starter mutar mendesing kencang “ssing…” 80% bendix starter (no 25 pada gambar) anda dol.
11. Terkadang bisa starter terkadang tidak, baik dalam keadaan panas maupun dingin, pagi atau malam. 75% Carbon Brush starter anda sudah pendek.25% body atau bantalan starter sudah hangus.
Setelah mempelajari gejala2 yang timbul, agar lebih detail mengetahui penyakit mobil anda, yang harus dilakukan adalah :
1. Lakukan pengecekan Voltase battery
anda, Battery yang bagus biasanya voltasenya tidak dibawah 12.4V, jika dibawah itu mungkin bisa saja starter namun tidak untuk starter panjang dan berulang ulang.

2. Jika analisa dari gejala gejala yang timbul diatas menjadikan starter sebagai tersangka utama maka lakukan pengetesan starter secara langsung. Dengan cara menggabungkan sumber setrum pada switch starter(pada gambar no.8) biasanya baut 12 dengan kabel tembaga yang besar dengan terminal kunci kontak (no. 9 pada gambar) yang terletak di switch starter juga (disamping kiri yang terdapat satu kabel terpasang padanya. Cabut kabel tersebut maka akan terlihat sebuah terminal kecil). “SEBELUM MELAKUKAN HAL INI PASTIKAN POSISI GIGI TRANSMISI PADA POSISI NETRAL” Gabungkan
no 8 dan no 9 dengan kabel atau obeng logam. Pada kondisi normal maka starter akan memutar mesin. Jika iya berarti kunci kontak anda atau relay
anda bermasalah. Jika tidak coba lakukan pengetesan no 3.
3. Jika cara diatas belum dapat mempersempit permasalahan lakukan penggabungan terminal no 8 pada gambar dengan terminal no 7 pada gambar yaitu berupa dua terminal baut 12 yang terdapat pada switch starter. Pada kondisi normal seharusnya Starter akan memutar dengan kencang tanpa memutar mesin. (karena gigi bendix tidak
didorong oleh switch starter jadi tidak memutar flw wheel). jika tidak maka
permasalahan kemungkinan besar terdapat pada dinamo starter anda, bisa
karena gulungan yang terbakar atau brush starter yang habis. bisa pula
karena kabel penyampai strum anda dari aki ke starter (ke terminal no 8 pada
gambar ) tidak terhubung secara benar.
3. BEBERAPA PENYEBAB DINAMO SUSAH DI STARTER
Memang sebuah hal yang sangat menyebalkan dan membuat pusing kepala ketika tiba-tiba mobil mogok dan susah di starter, padahal sebelumnya lancar-lancar saja saat mesin di starter dan tidak menunjukkan gejala yang aneh pada Motor atau mobil. Ini sebenarnya bukan sebuah hal yang aneh, karena memang kelistrikan Motor dapat mengalami masalah secara tiba-tiba tanpa sebelumnya disertai dengan tanda-tanda akan mengalami kerusakan. Terlebih jika pemilik Motor tidak rajin merawat kondisi mobil..ya wajar saja bila tiba-tiba Motor nya mogok ditengah jalan.
Jika timbul pertanyaan, 'kenapa tiba-tiba mobil saya bisa sulit di starter ya?..', sebenarnya banyak faktor yang bisa menyebabkan hal itu terjadi, bisa karena faktor kerusakan dari sistem kelistrikan ataupun dari kerusakan komponen mesin yang sifatnya sangat kompleks. Mungkin juga SO mania pernah mengalami hal seperti ini, jadi disini SO akan membantu menjabarkan apa saja yang sebenarnya bisa membua Motor mengalami hal seperti itu.

Kelistrikan
Untuk yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem kelistrikan, dapat terdeteksi jika saat distarter tidak menunjukkan adanya arus listrik tersambung atau mengalir yang bisa terdengar dari bunyi starter dari dinamo, seperti terdengar suara dinamo starter lemah dan mengayun atau bahkan tidak ada respon suara dinamo sama sekali, namun biasanya bila Motor didorong, mesin masih dapat menyala. Akan tetapi perlu diingat juga tidak semua Motor diperbolehkan untuk didorong untuk mengatasi mogok.
Untuk masalah kelistrikan umumnya bisa dilihat atau di cek pada beberapa bagian, yaitu bagian :
• Aki (Accu) : Karena merupakan sumber dari kelistrikan pada Motor yang sangat mempunyai pengaruh besar terhadap suplai arus listrik, bagian ini yang harus pertama kali di cek kondisinya jika Motor menunjukkan ada masalah suplai arus listrik. Kalau aki (accu) Motor sudah terlihat kurang cairan dan umur aki sudah lebih dari 2 tahun juga bisa menyebabkan aki tekor dan tidak kuat mengalirkan arus untuk starter mesin Motor. Periksa juga kabel kutub pada aki, jika kotor karena kerak ataupun jamur dan soket kepala aki kendor bisa membuat aliran listrik Motor terganggu.
• Kabel Sikring Utama : Tentunya kerusakan bagian ini sangat berkaitan terhadap masalah starter Motor. Cek kondisi kabel sikring utama pada Motor yang terletak dekat accu pada kutub positifnya, jika putus ganti sikring dengan yang baru.
• Socket dan Kunci Kontak : Kendornya socket yang menyambungkan kunci kontak bisa menjadi biang keladi Motor tidak bisa menyala, tandanya adalah jika kunci kontak diputar namun tidak terdengar adanya dynamo starter yang bergerak, cek terlebih dahulu socket kunci kontak sebelum melihat kondisi aki. Rusaknya kunci kontak juga bisa menyebabkan mobil tidak bisa di starter.
• Dynamo Starter : Bila dynamo starter rusak biasanya saat kunci kontak diputar hanya terdengar bunyi ck..ck. Segera perbaiki atau diganti dengan yang baru. Kerusakan juga bisa terjadi pada gear dinamo starter yang rusak, tandanya jika terdengar suara dinamo berfungsi namun hanya terdengar lepas / los sehingga tidak dapat menghidupkan putaran mesin.
• Alternator/Dynamo Ampere : Pengisian alternator yang sudah kurang baik juga dapat menjadi salah satu penyebab mobil jadi susah di starter, karena dapat menyebabkan aki cepat drop atau tekor. Terlebih buat yang banyak memakai aksesoris elektronik / audio yang sangat banyak memakan arus, kelayakan kerja alternator harus diperhatikan, jika memang tidak sesuai lagi segera ganti dengan yang berdaya lebih besar.
• Cek Kondisi dan Jalur Kabel-Kabel : Keadaan atau kondisi kabel elektrikal pada Motor yang sudah mengeras memperbesar kemungkinan kabel ataupun serat kabel didalamnya mudah putus sehingga dapat menjadi penyebabnya mobil tidak bisa menyala. Membenahi jalur kabel-kabel pada Motor, terutama untuk Motor lawas yang kelistrikannya sering bermasalah dan sudah lebih dari 10 tahun sangat disarankan. Serahkan pengerjaan pada bengkel yang ahli dalam membenahi perkabelan / urut kabel.
Mesin
Sedangkan bila disebabkan oleh kerusakan pada salah satu komponen pada mesin, biasanya ditandai dengan starter dan arus kelistrikan yang sangat baik namun tetap tidak mampu menyalakan mesin, dan biasanya bila Motor didorong tetap saja mesin tidak dapat menyala.
Jika mengalami masalah susah starter Motor karena ada kerusakan bagian mesin, ini bisa disebabkan adanya kerusakan pada beberapa bagian mesin, yaitu :
• Platina : Untuk Motor yang masih menggunakan platina, kerusakan atau setelan platina yang tidak tepat akan menyebabkan Motor susah menyala saat di starter.
• Karburator : Jika Motor masih menggunakan karburator untuk menyuplai bensin ke ruang pembakaran, karburator yang kotor dan setingan angin yang tidak tepat akan membuat mobil mesin mobil sulit menyala. Karena ini akan membuat pembakaran tidak berjalan baik.
• Pompa Bensin : Tidak berfungsinya pompa bensin sudah pasti akan menyebabkan mobil mogok dan mesin tidak dapat dihidupkan karena aliran bensin ke karburator tidak berjalan.
• Busi, Kabel Busi, Koil : Ketiga komponen ini berhubungan dengan pengapian pada mesin, jadi jika salah satu diantaranya mengalami kerusakan maka dapat dipastikan mesin akan sulit dinyalakan atau bahkan sama sekali tidak dapat menyala.
• Bushing CDI : Bushing CDI adalah dudukan pulser atau magnet CDI. Kerusakan pada bagian ini juga salah satu penyebab susah starter, karena bila goyang dapat merubah posisi pulser yang berpengaruh pada timing pengapian dan putaran mesin dan memang harus dicek oleh bengkel yang ahli, karena jika tidak maka bisa-bisa salah mendeteksi sehingga yang dibilang rusak adalah CDI-nya itu sendiri.

• CDI : CDI yang sudah mulai melemah komponennya pasti akan menyebabkan mobil tidak bisa di starter, karena tugasnya dalam mengatur pengapian dengan putaran mesin dapat terganggu. Faktor usia pemakaian juga bisa menjadi penyebab rusaknya CDI.
Sebenarnya diluar dari yang disebutkan dalam artikel ini, masih banyak faktor lainnya yang menyebabkan mobil mogok dan susah untuk di starter kembali. Untuk meminimalkan resiko mobil mogok sebenarnya bisa dilakukan dengan rajin melakukan perawatan berkala / tune up secara menyeluruh ke bengkel resmi dan memiliki kredibilitas baik.

Generator AC

GENERATOR AC

1 . PENGERTIAN

Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan tenaga mekanik . Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik yang mempunyai prinsip kerja sebagai berikut :
Bilamana rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada kutub magnit, sehingga terjadi perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung keluar.
Bagian-bagian generator :
1. Rotor,
adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros, inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
2. Stator,
adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri dari rangka stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya,
bantalan-bantalan poros.

Macam Generator
Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Generator Arus Bolak-Balik (AC)
Generator arus bolak-balik yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan out put ) berupa tegangan bolak-balik.
2. Generator Arus Searah (DC)
Generator arus searah yaitu generator dimana tegangan yang dihasilkan (tegangan out put) berupa tegangan searah, karena didalamnya terdapat sistem penyearahan yang dilakukan bisa berupa oleh komutator atau menggunakan dioda.

Berdasarkan sistem pembangkitannya generator AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Generator 1 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U.
2. Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya diberi tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda dengan huruf W – Z.
Jenis generator yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu generator AC 1 fasa.
Lilitan stator
Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti stator. Pada kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan kepala-kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu sama lain. Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan. Dalam gambar 2.2a dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah kawat tiap sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap kumparan.
Perhitungan Tegangan Generator
Dengan diputarnya rotor generator sepanjang dua poolstek (jarak antara pertengahan kutub magnit dengan pertengahan kutub magnit berikutnya yaitu diukur pada keliling besi stator), maka akan dibangkitkan suatu tegangan induksi di dalam lilitan A yang besarnya dapat ditulis e = 4 Φ 10-8 volt. Harga ini meliputi satu periode.
Karena banyaknya periode dalam tiap detik dinyatakan dengan huruf f singkatan dari frekuensi, maka besarnya GGL dapat dituliskan sebagai berikut :
Erata-rata = e. f = 4. Φ. f. 10-8 volt.
GGL diatas adalah harga rata-rata dari GGL untuk mendapatkan harga efektifnya maka seluruhnya harus dikalikan dengan suatu angka perbandingan :
fv = Harga efektif
Harga rata-rata
= 1,111.
Angka perbandingan (Konstanta) diatas dinamakan faktor bentuk dan dalam rumus-rumus selalu dinyatakan dengan singkatan fv.
Jadi harga efektif dari GGL yang dibangkitkan dalam lilitan A itu adalah :
E = 4. f. fv.Φ. 10-8 Volt.
Karena seluruh jumlah lilitan stator terdiri atas banyak lilitan kawat sebanyak W, maka besarnya GGL yang dibangkitkan dalam generator adalah:
E = 4. f. fv. Φ. W. 10-8 Volt.
Ketentuan rumus diatas ini hanya berlaku jika lilitan-lilitan kawatnya sebanyak W itu saling berhubungan seri dan banyaknya saluran (alur) hanya satu. Tetapi dalam kenyataannya bahwa banyaknya alur tiap kutub adalah lebih dari satu seperti : 2 dan 3 dan sebagainya.
Untuk lilitan stator yang mempunyai saluran lebih dari pada satu, maka keadaan GGL yang dibangkitkan dalam lilitan-lilitan kawat akan agak berkurang daripada ketentuan rumus diatas. Ini dikarenakan bahwa kawat-kawat dalam tiap-tiap saluran itu berhadapan dengan Φ yang tidak sama besarnya. Oleh karena itu dalam ketentuan tersebut diatas masih harus dikalikan lagi agar konstanta yang dinamakan : faktor lilitan dan dinyatakan dengan suatu huruf fw.
Besarnya faktor lilitan untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator fasa tiga (generator arus putar) adalah 0,96.
Dengan demikian maka secara lengkap rumus diatas untuk GGL dari generator dapat dituliskan sebagai berikut :
E = 4. f. fv. fw. Φ. W. 10-8 Volt
Dimana :
E = Tegangan GGL generator (V)
f = frekuensi generator (Hz)
fv = faktor efektif = 1,111
fw= faktor lilitan (untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator fasa tiga adalah 0,96).
Φ = fluks (garis gaya = 108 maxwell)
W = lilitan

2. TEORI DASAR
Generator AC banyak digunakan untuk menghasilkan tegangan AC. Untuk memahami bagaimana generator beroperasi, teori dasar operasi pertama harus dipahami.

EO 1.2 = Mengingat kecepatan rotasi dan jumlah kutub,
HITUNG frekuensi output dari generator AC.
EO 1.3 = DAFTAR tiga kerugian yang ditemukan di sebuah generator AC.
EO 1.4 = Mengingat input dan output penggerak utama generator,
MENENTUKAN efisiensi generator AC.

Teori Operasi Sebuah generator AC yang sederhana terdiri dari:
(a) medan magnet yang kuat,
(b) konduktor yang memutar melalui medan magnet, dan
(c) berarti dimana koneksi berkelanjutan disediakan untuk konduktor karena mereka berputar

Medan magnet yang kuat yang dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan bidang rotor. Kumparan medan pada rotor menerima eksitasi melalui penggunaan slip ring dan sikat.
Dua kuas musim semi-diadakan di kontak dengan cincin slip untuk menyediakan koneksi terus-menerus antara kumparan medan dan sirkuit eksitasi eksternal. angker ini terkandung dalam gulungan stator dan terhubung ke output. Setiap kali rotor membuat satu revolusi lengkap, satu siklus lengkap AC dikembangkan. generator A memiliki banyak putaran kawat luka ke dalam slot pada rotor. Besarnya tegangan AC yang dihasilkan oleh generator AC tergantung pada kekuatan medan dan kecepatan rotor. Kebanyakan generator dioperasikan pada kecepatan konstan, sehingga tegangan yang dihasilkan tergantung pada eksitasi lapangan, atau kekuatan.

Frekuensi dari tegangan yang dihasilkan tergantung pada jumlah kutub lapangan dan kecepatan di mana generator dioperasikan, seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan

f = (10-1) NP
120
dimana :

f = frekuensi (Hz)
P = jumlah total kutub
N = kecepatan rotor (rpm)
120 = konversi dari menit ke detik dan dari kutub ke kutub pasangan
120 dalam Persamaan diperoleh dengan mengalikan faktor konversi berikut.
60 detik x 2 kutub
1 menit pasangan tiang
Dengan cara ini, unit frekuensi (hertz atau siklus / detik.) Diturunkan.
Kerugian dalam Generator AC Yang sedang mengalir beban melalui dinamo di semua generator AC. Seperti coil apapun, dinamo memiliki beberapa jumlah resistensi dan reaktansi induktif. Kombinasi ini membentuk apa yang dikenal sebagai resistansi internal, yang menyebabkan kerugian dalam sebuah generator AC. Ketika arus mengalir beban, drop tegangan dikembangkan di seluruh resistansi internal. Hal ini mengurangi drop tegangan dari tegangan output dan, tegangan karena itu, merupakan yang dihasilkan dan kekuasaan yang hilang dan tidak tersedia untuk memuat. Penurunan tegangan di generator AC dapat dicari dengan

menggunakan Persamaan
Tegangan drop = iara + IaXLa
dimana :
Ia = angker saat ini
Ra resistensi = angker
XLA reaktansi induktif = angker
Kerugian kerugian histeresis histeresis terjadi ketika inti besi di sebuah generator AC tunduk pada efek dari medan magnet. Domain magnetik inti diadakan sejalan dengan bidang dalam jumlah yang berbeda-beda, tergantung pada kekuatan medan. Domain magnetik memutar, sehubungan dengan domain tidak diadakan sejalan, satu putaran penuh selama setiap putaran rotor. Ini rotasi domain magnetik di besi penyebab gesekan dan panas. Panas yang dihasilkan oleh gesekan ini disebut rugi histeresis magnetik.

Untuk mengurangi kerugian histeresis, armatures AC sebagian besar terbuat dari baja silikon dipanaskan, yang memiliki kerugian histeresis inheren rendah. Setelah baja silikon dipanaskan dibentuk dengan bentuk yang diinginkan, laminasi yang dipanaskan sampai merah kusam dan kemudian dibiarkan mendingin. Proses ini, dikenal sebagai anil, mengurangi kerugian histeresis ke nilai yang sangat rendah. Kerugian Mekanikal putaran atau kerugian mekanis dapat disebabkan oleh gesekan bantalan, gesekan sikat pada komutator, dan gesekan udara (windage disebut), yang disebabkan oleh turbulensi udara karena putaran dinamo. pemeliharaan hati-hati dapat berperan dalam menjaga gesekan bantalan untuk minimum.

Bersihkan bantalan dan pelumasan yang tepat sangat penting untuk mengurangi gesekan bantalan. Sikat gesekan berkurang dengan memastikan: sikat tempat duduk yang tepat, gunakan sikat yang tepat, dan pemeliharaan ketegangan sikat yang tepat. Sebuah komutator halus dan bersih juga membantu dalam mengurangi gesekan kuas. Pada generator yang sangat besar, hidrogen digunakan dalam generator untuk pendinginan, hidrogen, yang kurang padat daripada udara, menyebabkan kerugian windage kurang dari udara. Efisiensi Efisiensi generator AC adalah rasio output daya berguna untuk masukan daya total. Karena setiap proses mekanis pengalaman beberapa kerugian, tidak ada generator AC bisa 100 persen efisien. Efisiensi sebuah generator AC dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (10-3). (10-3) Efisiensi Input Output x 100 Contoh: Mengingat motor 5 hp bertindak sebagai penggerak utama generator yang memiliki beban di 2 kW, apa efisiensi generator? Solusi: Untuk menghitung efisiensi, daya input dan output harus dalam satuan yang sama. Seperti dijelaskan pada Termodinamika, tenaga kuda dan watt adalah unit setara kekuasaan.
Oleh karena itu, kesetaraan unit-unit ini dinyatakan dengan faktor konversi sebagai berikut.

550ft lbf detik = 1kW 737 = 1000 w = 746W
1hp 6ft lbf detik 1 kW hp

Input Power = 5 hp x 746W / W = 3730 hp
Power Output = 2 kW = 2000 W
Efisiensi = Input Output 2000 W 3730 W 0,54 x 100 54%
Ringkasan informasi penting yang tercakup dalam bab ini terangkum di bawah. AC Generator Ringkasan Teori Frekuensi dari tegangan yang dihasilkan dalam sebuah generator AC dapat dihitung dengan mengalikan jumlah tiang oleh kecepatan generator dan membagi dengan faktor 120. Ketiga kerugian yang ditemukan di sebuah generator AC adalah: - tegangan Internal tetes karena ketahanan internal dan impedansi generator - kerugian histeresis - Mekanikal Efisiensi kerugian dari suatu generator AC dapat dihitung dengan membagi output dengan input dan mengalikan dengan 100.

Top of Form
Karena sifat tegangan dan arus AC, pengoperasian generator AC mensyaratkan bahwa peraturan dan prosedur yang harus diikuti. Selain itu, ada berbagai jenis generator AC yang tersedia, masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan. EO 1,5 DESCRIBE dasar belakang kW dan peringkat saat ini sebuah generator AC. EO 1,6 DESCRIBE kondisi yang harus dipenuhi sebelum paralel generator AC dua termasuk konsekuensi dari tidak memenuhi kondisi tersebut. EO 1,7 DESCRIBE perbedaan antara lapangan stasioner, memutar dinamo dan generator AC bidang berputar, generator AC armature stasioner. EO 1,8 MENJELASKAN perbedaan antara generator AC Wye-delta terhubung dan terkoneksi termasuk keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis. Rating data plat nama khas untuk sebuah Gambar generator AC 4 AC Generator rancang Ratings meliputi:
(1) produsen,
(2) nomor seri dan nomor jenis,
(3) kecepatan (rpm), jumlah kutub, frekuensi output , jumlah fase, dan tegangan suplai maksimum;
(4) kapasitas rating dalam KVA dan kW pada faktor daya tertentu dan tegangan output maksimum;
(5) angker dan bidang saat ini per fasa, dan
(6) kenaikan suhu maksimum.

Power (kW) peringkat dari sebuah generator AC didasarkan pada kemampuan penggerak utama untuk mengatasi kerugian generator dan kemampuan mesin untuk menghilangkan panas internal. Peringkat saat ini sebuah generator AC didasarkan pada peringkat isolasi mesin
Generator Paralelisasi Sebagian jaringan listrik dan sistem distribusi listrik memiliki lebih dari satu AC operasi generator pada satu waktu. Biasanya, dua atau lebih generator yang dioperasikan secara paralel untuk meningkatkan daya yang tersedia. Tiga kondisi yang harus dipenuhi sebelum paralel (atau sinkronisasi) generator AC. tegangan terminal mereka harus sama. Jika tegangan dari dua generator AC yang tidak sama, salah satu generator AC bisa mengambil sebagai beban reaktif generator AC lainnya. Hal ini menyebabkan arus tinggi untuk bisa dipertukarkan antara dua mesin, mungkin menyebabkan kerusakan sistem generator atau distribusi. frekuensi mereka harus sama. Sebuah mismatch dalam frekuensi dari kedua generator AC akan menyebabkan generator dengan frekuensi yang lebih rendah akan mengambil sebagai suatu beban pada generator lain (suatu keadaan yang disebut sebagai "otomotif"). Hal ini dapat menyebabkan overload di generator dan sistem distribusi. tegangan output mereka harus dalam fase. A tidak cocok dalam fase akan menyebabkan tegangan lawan besar untuk dikembangkan. Ketidakcocokan kasus terburuk akan 180 ° keluar dari fase, sehingga tegangan menentang antara dua generator dari dua kali tegangan output. Tegangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada generator dan sistem distribusi akibat arus tinggi. Selama operasi paralel, tegangan dari dua generator yang akan paralel ditunjukkan melalui penggunaan voltmeter. Frekuensi yang cocok dicapai melalui penggunaan meter frekuensi output. Tahap pencocokan dicapai melalui penggunaan synchroscope, sebuah perangkat yang indera dua frekuensi dan memberikan indikasi perbedaan fasa dan perbandingan relatif dari perbedaan frekuensi. Jenis AC Generator Gambar 5 Stationary Lapangan, Rotating Amature AC Generator Seperti dijelaskan sebelumnya, ada dua jenis generator AC: bidang stasioner, memutar dinamo, dan bidang berputar, armature stasioner. generator AC kecil biasanya memiliki bidang stasioner dan dinamo berputar (Gambar 5). Salah satu kelemahan penting untuk pengaturan ini adalah bahwa perakitan sikat slip-ring dan secara seri dengan rangkaian beban dan, karena komponen yang lelah atau kotor, dapat mengganggu aliran arus

3 KOMPONEN DASAR
Komponen dasar dan operasi dari sebuah AC (Alternating Current) generator yang ditampilkan di sini. kerjanya menerapkan prinsip induksi elektromagnetik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dalam hal ini permanen magnet bergerak adalah angker dan magnet tidak tetap stasioner adalah stator.
Dalam grafik kurva merah menunjukkan kekuatan jika lapangan disebabkan oleh stator. Perhatikan bagaimana perubahan disebabkan kekuatan lapangan di kedua besar dan polaritas sebagai magnet dinamo berputar. Hal ini diilustrasikan oleh perubahan ukuran N dan S.
Kurva biru menunjukkan tegangan output yang sebanding dengan laju perubahan kuat medan.
Perhatikan bagaimana tegangan output berhubungan dengan rotasi magnet dinamo. Sebagai salah satu tiang ayunan magnet dinamo terdekat tiang dari stator (titik A / E dan C) laju perubahan kekuatan medan magnet di stator induksi terkecil dan tegangan keluaran yang dihasilkan melewati nol. Di sisi lain, ketika magnet dinamo ayun berada pada sudut kanan ke kutub stator (titik-titik C dan D), fluks induksi berubah paling cepat dan tegangan pada kumparan berada pada nilai tertinggi (positif atau negatif) .
Sebagai angker selesai satu revolusi demi satu, dua kurva pada grafik berulang. Bentuk kurva ini di dikenal sebagai kurva sinus (atau gelombang sinus). Satu siklus lengkap dari kurva sinus berhubungan dengan satu revolusi dari dinamo atau 360 derajat rotasi. Kita bisa melihat bahwa kurva tegangan adalah seperempat siklus balik kurva kekuatan medan. Dengan kata lain, kedua kurva tersebut keluar dari fase sebesar 90 derajat. AC generator dengan magnet permanen armatures umumnya kecil seperti generator sepeda (di era pra-LED). generator AC besar, seperti yang digunakan untuk pembangkit listrik, tidak memiliki armatures magnet permanen. Mereka memiliki elektromagnet didukung oleh generator DC kecil (disebut exciter suatu) biasanya terletak di drive shaft.
Elemen parts AC sebuah generator Dari Tiga fasa ditampilkan di Atas.
Tiga fasa generator AC tersebut berlaku Satu generator AC Tiga fasa digabungkan menjadi mesin Satu. Kutub Ayunan berputar permanen magnet Dinamo masing-masing Masa Lalu stator magnet Dari non-permanen. Suami hal menginduksi tegangan osilasi terkait masih berlangsung di Dari Tiga kumparan.
Masing-masing Dari Tiga kumparan memiliki sepasang Kawat timah. Tiga Dari timbal (kumparan masing-masing Satu Dari) Bersama bergabung untuk membentuk ungu ungu Kawat Yang mengarah ke terminal
Osilasi Dari masing-masing tegangan Tiga Yang Keluar Dari fase Artikel Baru Orang-Orang tetangga Artikel Baru Dari 120 derajat. Ini ditampilkan KESAWAN Grafik Dimana tegangan terkait masih berlangsung di Dari Tiga kumparan diindikasikan sebagai fungsi Dari julian. Grafik Dimensi horizontal merupakan salah Satu Revolusi Lengkap Dari Dinamo berputar.
Ada doa cara untuk menghubungkan kumparan Dari generator AC. Kedua jenis dan Suami disebut sambungan delta dan bintang dan ditampilkan di Atas. Tiga fasa generator ditunjukkan PADA animasi di tetap Permanent menggunakan sambungan bintang.
Seperti tampak pada gambar di bawah :
Dengan versi ini generator AC stator merupakan magnet permanen dan dinamo berputar adalah magnet tidak tetap dikelilingi oleh kumparan kawat. Daya listrik ditransmisikan melalui slip-ring dan sikat seperti yang ditunjukkan. Bantalan hitam kecil pada akhir-kontak dari kuas yang terbuat dari karbon atau bahan grafit berbasis.
DC (Direct Current) generator pada dasarnya sama sebagai generator AC slip-cincin kecuali bahwa slip-ring diganti dengan komutator split-cincin seperti yang ditunjukkan.
Seperti dapat dilihat dalam animasi, keluaran adalah suatu rangkaian pulsa tegangan positif. Dalam beberapa aplikasi berdenyut ini dapat menimbulkan masalah. Ada dua cara perataan output daya generator DC. Salah satu cara adalah memiliki angker multi-tiang dengan komutator split-ring Sejalan multi-tersegmentasi. Cara lain adalah dengan menghubungkan kapasitor di output memimpin. Biasanya kedua metode ini digunakan
Elemen penting dari sebuah generator AC tiga fasa ditampilkan di atas.
Tiga fasa generator AC efektif tiga generator AC satu fasa digabungkan menjadi satu mesin. Kutub ayunan berputar permanen magnet dinamo masa lalu masing-masing dari magnet stator non-permanen.
Hal ini menginduksi tegangan osilasi di setiap dari tiga kumparan.
Masing-masing dari tiga kumparan memiliki sepasang kawat timah. Tiga dari lead (satu dari masing-masing kumparan) bergabung bersama untuk membentuk kawat ungu yang mengarah ke terminal ungu
Osilasi dari masing-masing tiga tegangan yang keluar dari fase dengan orang-orang dari tetangga dengan 120 derajat. Ini ditampilkan dalam grafik dimana tegangan di setiap dari tiga kumparan diindikasikan sebagai fungsi dari waktu. Dimensi horizontal grafik merupakan salah satu revolusi lengkap dari dinamo berputar.
Ada dua cara untuk menghubungkan kumparan dari generator AC. Kedua jenis sambungan ini disebut bintang dan delta dan ditampilkan di atas. Tiga fasa generator ditunjukkan pada animasi di atas menggunakan sambungan bintang.

Jumat, 04 Februari 2011

“NYAI AGENG BAGELEN”

Maha Prabu sri Kandihawan utawa Prabu Sowelocolo kang kuwasa ana ing krajan Medangkawit utawa Medangkamulan duwe anak 5 yaiku: Raden Jaka Panuhun, Raden Jaka Sanggarba, Raden Jaka Karungkala, Raden Tunggulametung, lan Raden Petungtantara. Raden Jaka Panuhun kang pinter ing babagab tetanen, ngganti Prabu Sri Kandihawan dadi raja lan mindhah ibu kota kerajaan ing Pagelen.
Raden Jaka Panuhun duwe anak loro cacahe nanging cacat kabeh, kalorone cebol lan kerdhil, dhuwure mung sadhuwure tongkat bedhil. Weruh anake kang kaya mangkono kuwi, Raden Jaka Panuhun sedhih lan pungkasane dheweke tapa brata nyuwun marang Kang Kuwasa. Raden Jaka Panuhun oleh pituduh saka swara gaib sing akon supaya dheweke nikah karo putrine ki Buyut Somolangu. Saka kuwi, Raden Jaka Panuhun duwe putra sing jenenge Raden Bagus Jaka Pramana.
Sri Getayu adhine Raden Jaka Panuhun sing pinter ing babagan agama, marentah ing Pamegatan. Kasalehanne ing babagan agama agawe asring ninggalake negara kanggo tapa brata. Sri Getayu duwe putra sing jenenge Raden Kayumutu. Raden Bagus Jaka Pramana sawise dhiwasa ngganteni bapakne marentah ing Pagelen kanthi gelar Sri Panuhun II. Sri Panuhun II duwe putri sing jenenge Dyah Ayu Roro Wetan. Raden Kayumutu sawise dhiwasa uga ngganteni bapakne marentah ing Pamegatan. Raden Kayumutu duwe putra sing jenenge Raden Jaka Awu-Awu Langit.
Dyah Ayu Roro Wetan salah sijine putri sing ayu kaya dene Dewi Kamaratih. Kabar kondhange putri sing ayu kuwi nganti tekan plosok-plosok negri, ora kejaba kabupaten Wingka kang diparentah dening Raden Tumenggung Wingka, salah sijine wong kang duwe watak atos, ati getas, kasar, lan brangas. Raden Tumenggung Wingka duwe ati marang Dyah Ayu Roro Wetan lan pengin nglamar dheweke supaya dadi bojone. Raden Tumenggung Wingka akon ki Wedana Braja supaya nglamarake anake Sri Panuhun II yaiku Dyah Ayu Roro Wetan. Sri Panuhun II nesu krungu pangakune ki Wedana Braja kang dadi kongkonane Raden Tumenggung Wingka amarga ora gelem ngadhep panduwure lan nglangkahi andhap asor.
Raden Tumenggung Wingka ora trima marang panolake Sri Panuhun II. Dheweke duwe rencana arep nggempur krajan Pagelen. Rencanane enggal-enggal digawe. Sri Panuhun II ngrasa jengkel lan anyel marang polahe Raden Tumenggung Wingka. Kango ngilangake rasa jengkele, Sri Panuhun II lunga neng alas karo pangawale kanggo mbeburu satwa liar.
Raden Tumenggung Wingka enggal-enggal nglakoni rencanane. Dheweke lan rombongane enggal-enggal nyerbu krajaan Pagelen. Ndilalah krajan sepi amarga para pengawal lagi ngeterake Sri Panuhun II mbeburu ana ing alas, Raden Tumenggung Wingka enggal bisa mlebu ana ing jero krajaan. Raden Tumenggung Wingka kasil nrobos mlebu lan nggoleki Dyah Ayu Roro Wetan. Permaisuri Sri Panuhun II kaget krungu reribut lan enggal-enggal nggoleki Dyah Ayu Roro Wetan sing lagi turu. Pawarta saka ibune durung rampung, lawang keputren wis didhobrak. Pamungsuhan karo Raden Tumenggung Wingka kadaean ana kono kanggo mbela awake dhewe. Kakuwatane Dyah Ayu Roro Wetan ora sabandhing karo Raden Tumengung Wingka, Dyah Ayu Roro Wetan semaput saengga niyate Raden Tumenggung Wingka katurutan kanggo nyulik Dyah Ayu Roro Wetan.
Sri Panuhun II kang lagi mbeburu ngrasakake pirasat kang ora apik, mula enggal-enggal dheweke lan rombongane mulih ana ing krajan. Kasep kanggone Sri Panuhun II, krajaan Pagelen wis morat-marit. Sri Panuhun II enggal-enggal nggoleki permaisuri lan anake, nanging sing ditemokake mung permaisuri kang semaput. Sawise sadhar, permaisuri enggal-enggal nyritakake kadadean kang lagi wae dumadi. Sri Panuhun II nyerbu demi kaurmatane Pagelen arepa tangane wis kakuras amarga lagi wae mbeburu ana ing alas.
Raden Tumenggung Wingka ngerti yen mungsuh mesthi bakal teka kanggo mbales kalakuwane, mula dheweke siyap jaga sakabehe kanthi masang telik sandi ing kabeh panggonan krajaan. Sri Panuhun II tekan ana ing kabupaten Wingka lan enggal-enggal entuk serangan amarga dheweke wis siyap. Paperangan antarane Raden Tumenggung Wingka lan Sri Panuhun II kadadean ana kono, nanging kasektene Raden Tumengung Wingka pranyata ora bisa disepelekake. Raden Tumenggung Wingka menang. Sri Panuhun II kena ing gegamane Raden Tumenggung Wingka, awake gumletak tanpa daya. Raden Tumenggung Wingka ngira yen mungsuhe wis mati banjur mbuwang Sri Panuhun II lan prajurite ana ing kali Lerang. Pagelen enggal-enggal dikuwasani dening Raden Tumenggung Wingka.
Raden Kayumutu lan Raden Jaka Awu-Awu Langit ngliwati kali Lerang kanggo lunga nyekar ing leluhur. Katon saka kadohan ana wong keli. Rombongan Raden Kayumutu enggal-enggal nylametake wong-wong kasebut kang salah sijine yaiku Sri Panuhun II. Sri Panuhun II digawa ana ing Pamegatan. Sawise sadhar, dheweke nyritakake kadadean paperangane karo Raden Tumenggung Wingka. Rumangsa dadi sedulure, Raden Kayumutu arep ngewangi Sri Panuhun II. Raden Kayumutu ngundang putrane Raden Jaka Awu-Awu Langit lan arep mbales kalakuwane Raden Tumenggung Wingka kanthi cara adu pitik jago. Raden Jaka Awu-Awu Langit nggawa “Awu Bendo”, sing sing cakar lan kukune landhep banget lan bisa mbekas ana ing watu.
Raden Tumenggung Wingka ngrasa sedhih lan nggresula amarga Dyah Ayu Roro Wetan ora gelem dadi bojone. Raden Jaka Awu-Awu Langit teka ana ing krajan Wingka kanggo perlu adu pitik jago lan disambet kanthi apik dening Raden Tumenggung Wingka amarga dheweke seneng dolanan kaya kuwi sisan kanggo nglipur kasedhihane amarga saka panolake Dyah Ayu Roro Wetan. Raden Tumengung Wingka mungsuh Awu Bendo duweke Raden Jaka Awu-Awu Langit nganggo Galih Ireng. Kalodhangan kuwi digunakake kanthi tenanan. Nalika kabeh lena, tanpa mikir dawa maneh Raden Jaka Awu-Awu Langit nyundukake keris pusakane ana ing awake Raden Tumenggung Wingka lan sanalika kuwi Raden Tumenggung Wingka tiwas. Pangawale nyerah tanpa nglawan maneh weruh majikane wis mati.
Raden Jaka Awu-Awu Langit kasil nggawa Dyah Ayu Roro Wetan kanthi slamet. Sri Panuhun II nyambut kamenangane Raden Jaka Awu-Awu Langit kanthi seneng. Pagen wis ana ing tangane lan Dyah Ayu Roro Wetan dinikahke karo Raden Jaka Awu-Awu Langit, Raden Jaka Awu-Awu Langit dadi gantine Sri Panuhun II kanthi gelar Adipati Cokropermono.
Dyah Ayu Roro Wetan lan adipati Cokropermono duwe anak telu jenenge Roro Pitrang, Roro traker, lan sing ragil Bagus Gentho. Adipati Cokropermono seneng nenandur kaya nandur pari lan dhele sarta ngingu sapi, wedhus, lan iwak sepat, dene Dyah Ayu Roro Wetan seneng nenun nggawe bathik. Dyah Ayu Roro Wetan duwe payudara sing dawa banget saengga yen anake arep netek gari nyampirake ana ing buri. Ing sawijining wektu, Dyah Ayu Roro Wetan lagi sibuk ujug-ujug dheweke ngrasakake ana sing netek saka buri. Ngira yen iku anake Dyah Ayu Roro Wetan meneng wae. Ora let suwe Adipati Cokropermono ana ing kono lan enggal-enggal ngelikake Dyah Ayu Roro Wetan supaya ngendhegage gaweyane lan nengok ana buri. Dyah Ayu Roro Wetan nuthuk pedhet nganggo palang kanthi nesu.
Adipati Cokropermono nakokake ana ing ngedi anak-anake. Nanging sing ana ing kono mung Bagus Gentho. Dyah Ayu Roro wetan kandha yen wiwit mau Roro Pitrang lan Roro Traker melu Adipati Cokropermono lunga., mung Bagus Gentho sing ana ing kono. Kalorone banjur nggoleki anake sing ilang, nganti ana abdi sing teka lan ngabari yen abdi mau weruh anake lagi dolanan lan mlebu ana ing lumbung.
Dyah Ayu Roro Wetan lan Adipati Cokropermono enggal-engal akon para abdi kanggo ngosongake kabeh lumbung sing kebak pari. Ngrasa yen ora sabar weruh tumandange para abdi kang rada alon, Dyah Ayu Roro Wetan njupuk galah lan ngudhek isi lumbung kasebut kanthi ceceran, kuntal menyang endi-endi. Sawise entek, katon anak lorone mau teturon lemes ana ing pojok. Kalorone wis ora ana nyawane.
Dyah Ayu Roro Wetan krasa jengkel lan anyel marang Adipati Cokropermono. Adipati Cokropermono dhwe ora trima yen disalahake, mbalekake kaluputane marang Dyah Ayu Roro Wetan, mula kalorone banjur padu. Adipati Cokropermono ngrasakake yen padu kaya kuwi ora ana enteke, mula dheweke pengin pisah lan arep mulih ana ing Pamegatan Awu-Awu Langit. Dyah Ayu Roro Wetan nyarujuki panjaluke bojone. Pungkasane kalorone pisah. Dyah Ayu Roro Wetan netep ana ing Pagelen, nerusake pamarentahan dadi putri panguwasa kanthi sebutan Nyai Adipati utawa Nyai Ageng Bagelen.
Nyai Ageng Bagelen ngetokake supata kanggo anak putuneb, yaiku ora entuk lelungan nggolek rejeki ing dina Anggara Kresna (Selasa wage), ora entuk nandur pari pulut ketan ireng, ngingu sapi ireng, kabeh wanita Bagelen uga ora entuk ngango klambi Sendhang Gadhung Mlathi, tapih lurik warna ijo, lan kemben bango tulak.
Nyai Ageng Bagelen marentah Pagelen nganti tuwa lan pungkasane seda. Sasedane Nyai Ageng Bagelen, Bagus gentho ngganteni ibune marentah Pagelen.

MITOS PULAU JAWA

Pulau Jawa adalah satu daerah penuh dengan legenda, kekuatan gaib dan mistis serta kepercayaan manusia tentang hantu-hantu, roh-roh leluhur, mahluk halus dan sebagainya. Laporan ini adalah satu pemeriksaan ke dalam dunia gaib yang berada di Jawa terutama kepercayaan manusia Jawa terhadap gunung-gunung. Saya dulu menjadi tertarik dalam topik ini waktu saya naik sampai puncak Gunung Merapi pada bulan Oktober tahun 1999. Kemudian waktu saya baru datang di Malang saya berjalan ke Gunung Bromo di daerah Tengger. Waktu saya sedang naik Gunung Bromo tersebut saya melihat keindahan dan kekuatan gunungnya hingga membuat saya merasa terpesona. Dari pengalaman itu saya kemudian ingin tahu lebih banyak hingga kalau saya bisa merasa terpesona dari gunungnya, bagaimana perasaan masyarakat setempat dan peran yang ada pada gunungnya dalam sistim kepercayaan masyarakatnya. Sejak waktu itu saya hanya memikirkan tentang hal-hal gaib untuk memeriksa aktivitas para mahluk halus, terutama memeriksa hubungan dunia manusia dengan dunia gaib.
Walaupun fokus topik saya adalah kepercayaan manusia terhadap gunung, penelitian ini tidak hanya tentang legenda atau upacara tradisional tetapi juga mengarahkan saya kepada bidang-bidang yang lain. Bidang-bidang tersebut termasuk kosmologi dan pemandangan dunia masyarakat Jawa, agama Islam, agama Hindu-Budha, kepercayaan animisme serta kepercayan masyarakat Jawa terhadap dunia akhirat. Dalam bab II laporan ini saya berbicara tentang agama di Jawa saat ini dan latar belakang mengenai kepercayaan manusia dan gunung-gunung. Walaupun kebanyak orang di Jawa beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa berada perbedaan dari agama Islam ortodoks yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam yang dilakukan di Jawa juga punya unsur-unsur yang lain, yaitu kepercayaan animisme dari zaman prasejarah serta agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha. Mengenai pemeriksaan saya ke dalam kepercayaan masyarakat terhadap gunung, itu perlu untuk saya berbicara tentang dua unsur terakhir yaitu kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha. Agama Hindu-Budha menguasai pulau Jawa selama delapan abad, abad 8 sampai abad 16. Orang beragama Hindu percaya dalam Gunung Meru sebagai rumahnya para dewa-dewa serta gunungnya melambangkan hubungan diantara dunia manusia (bumi) dan Kayangan atau dunia para dewa-dewa. Kepercayaan tersebut memang pengaruhi kepercayaan masyarakat Jawa mengenai gunung. Orang Jawa percaya gunung adalah tempat sakral dan biasanya didiami oleh mahluk halus, roh-roh leluhur atau dewa. Selain unsur agama Hindu-Budha, manusia Jawa juga punya kepercayaan bahwa tempat-tempat atau obyek punya semangat diri sendiri. Kepercayaan manusia seperti di atas adalah kepercayaan animisme dan termasuk kepercayaan tentang mahluk halus, roh-roh leluhur atau hantu-hantu yang mendiami macam-macam tempat. Kedua unsur di atas dicampurkan dengan agama Islam dan masih ada sampai saat ini.
Salah satu masalah dengan penelitian lapangan saya semester ini adalah bahwa setiap daerah di Jawa berada kepercayaan manusia diri sendiri terhadap gunung di daerahnya. Oleh karena itu saya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah. Daerah penelitian yang pertama adalah daerah Tengger yang termasuk Gunung Mahameru serta Gunung Bromo. Saya tinggal di daerah Tengger tersebut selama tiga minggu pada bulan Maret tahun 2000. Sementara di daerah itu saya melakukan wawancara dengan orang dukun dan berbicara dengan penduduk daerah Tengger serta orang non-Tengger yang datang ke daerahnya. Selain wawancara dan pembicaraan dengan penduduk daerah Tengger saya juga membaca banyak buku latar belakang yang saya pakai untuk menyiapkan laporan saya.
Pada zaman kerajaan Hindu-Budha daerah Tengger dipakai sebagai tempat semedi dan untuk menghormati dewa Brama, yaitu dewa api serta dewa arah selatan dalam kosmologi Hindu. Orang Tengger beragama Hindu dan Gunung Bormo adalah gunung paling penting untuk orangnya, juga gunungnya mendapat namanya dari dewa Brama. Mengenai kepercayaan manusia Tengger terhadap gunung dulu saya menemukan cerita dari para dukun tentang Legenda Kasada serta Upacara Kasada. Legenda Kasada itu adalah cerita mengenai asal usul cikal bakal manusia Tengger dan hubungan mereka dengan mahluk halus Gunung Bromo. Dalam legenda itu satu nenek moyang Tengger bernama ‘Dewa Kusuma’ mengkorbankan jiwanya untuk kemakmuran anak cucunya. Akibatnya dari legendanya adalah perjanjian diantara manusia Tengger dan Dewa Kusuma untuk memberi sesajian setiap satu tahun sekali di Gunung Bromo. Perjanjian itu berbentuk Upacara Kasada yang dilakukan setaip pada tanggal 14 bulan Kasada dalam ketanggalan Tengger.
Selain legenda Kasada dan upacaranya saya juga menemukan kosmologi manusia Tengger yang menanggap Gunung Bromo sebagai tengah alam semesta serta perlabuhan kosmologinya. Selamatan orang Tengger selalu dilakuakan berhadap Gunung Bromo atau ke arah selatan. Ada teori bahwa perbedaan itu muncul dari kosmologi manusia Tengger pada zaman dulu yang percaya dari desanya selau berada Gunung Bromo ke selatan menurut kosmologi Hindu. Perbedaan muncul dari waktu orang Tengger mulai memakai sistim mata angin yang sama dengan orang Jawa yang lain. Selain itu di dalam desa-desa Tengger yang terpisah ada kepercayaan manusia tentang dunia akhirat yang termasuk Gunung Mahameru dan Gunung Bromo. Gunung di daerah Tengger tidak hanya penting untuk orang Tengger, juga untuk orang non-Tengger punya kepercayan tersendiri. Ada penduduk daerah lebih rendah yang menghormati mahluk halus yang menjaga sumber mata airnya serta orang daerah lainnya yang mau mendengar suara tuhan.
Setelah saya selesai meneliti daerah Tengger saya pindah sampai daerah penelitian kedua saya, yaitu daerah Gunung Merapi. Saya meneliti di dalam daerahnya selama empat minggu pada bulan April tahun 2000. Daerah Gunung Merapi dipilih sebagai daerah perbandingan terhadap Daerah Tengger, karena dua daerah beragama dan bersejarah yang berbeda. Daerah Tengger di atas orang beragama Hindu-Budha serta di Daerah Gunung Merapi orang beragama Islam dan bersejarah Kerajaan Mataram. Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu menurut penduduk daerahnya, Gunung Merapi adalah pemberi dan pengambil yaitu memberi pupuk dari letusan gunungnya yang penting untuk kehidupan manusia dan juga letusan yang sama sudah mematikan ribuan jiwa sepanjang sejarah letusannya.
Kepercayaan serta kosmologi manusia Gunung Merapi didasarkan dalam Legenda Kyai Sapujagad. Cerita legenda itu terjadi pada waktu Kerajaan Mataram kedua muncul dan mengambarkan hubungan pendiri kerajannya yaitu ‘Panembahan Senopati’ dengan dunia gaib. Kosmologi manusia Daerah Gunung Merapi terdiri dari lima bagian yaitu Kraton Mataram Yogyakarta di tengah yang berada di dunia manusia dan Kraton Mahluk Halus Gunung Merapi ke utara, Kraton Laut Selatan ke selatan, Gunung Lawu ke timur dan Khayangan, Dlephi ke barat yang berada dalam dunia gaib. Akibatnya dari Legenda Kyai Sapujagad adalah perjanjian bahwa Kraton Mataram Yogyakarta bertanggungjawab untuk memberi sesajian kepada para mahluk halus di empat tempat yang lain dalam kosmologi manusia. Dalam kembalinya rakyatnya akan dilindungi oleh para mahluk halus tersebut. Perjanjian itu berbentuk Upacara Labuhan yang dilakukan setiap tahun sekali dan mulai pada tanggal 25 bulan Bakdamulud di Laut Selatan.
Kraton Mahluk Halus Merapi di dalam kosmologi Kraton Yogyakarta dipercayai oleh penduduk dipimpin oleh mahluk halus bernama ‘Empu Rama’ dan ‘Permadi’ dan menurut orang yang lain oleh ‘Kyai Merlapa. Selain pemimpin di dalam kratonnya penduduk juga percaya dalam macam-macam tokoh lain yang mendiami kraton itu. Kepercayaan manusia tentang Kraton Mahluk Halus Merapi tidak hanya dipercayai oleh Kraton Yogyakarta tetapi juga memperluas sampai rakyat desa-desa di lereng gunungnya. Rakyat tersebut punya kepercayaan tentang dunia akhirat. Menurut mereka waktu manusia meninggal rohnya akan mendiami tempat-tempat yang tergantung pada perlakuan hidupnya. Kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang baik, rohnya akan tinggal di dalam Kraton Mahluk Halus Merapi atau Kraton laut Selatan. Sebaliknya kalau orang waktu manusia melakukan hidupnya yang tidak baik, rohnya akan dibuang dari kratonnya dan mendiami batu, pohon, tempat sepi dan sebagainya. Selain kepercayaan dunia akhirat itu manusia Gunung Merapi juga punya kepercayaan mengenai tempat-tempat angker serta binatang-binatang sakral di daerahnya.
Menurut kepercayaan penduduk daerah Gunung Merapi kalau gunungnya akan meletus mahluk halus Kraton Merapi akan memberikan tanda kepada manusia. Biasanya tanda itu dalam bentuk mimpi yang termia oleh para dukun atau ‘juru kunci’ Gunung Merapi. Saat ini ada ramalan bahwa Gunung Merapi sedang menjadi aktif lagi, menurut para paranormal dan para dukun. Ramalan itu didasarkan dalam rasionil bahwa manusia akan kena kemarahan para mahluk halus karena keadaan politik dan manusia di Indonesia pada saat ini. Walaupun menurut Direktorat Vulkanologi di Yogyakarta Gunung Merapi masih sedang tidur selama dua tahun sekarang. Kalau Gunung Merapi akan meletus tahun 2000 ini atau tidak, kami harus tunggu saja.
Dari dua daerah yang saya melakukan penelitian lapangan semester ini saya menemukan beberapa persamaan dan hanya sedikit saja perbedaan. Walaupun kepercayaan manusia di dalam kedua daerah penelitian memang adalah kepercayaan berbeda, kepercayaannya didasarkan dalam asal usul yang sama. Dalam pemeriksaan saya ke dalam asal usulnya saya menemukan tiga unsur yang bersama. Semua legenda dan upacara didasarkan dan disah dalam sejarah, yaitu Daerah Tengger bersejarah kerajaan Majapahit dan Daerah Gunung Merapi bersejarah kerajaan Mataram kedua. Lagi pulau kebanyakan kepercayaan manusia terhapap gunung berunsur agama Hindu-Budha dari zaman kerajaan Hindu-Budha atau kepercayaan animisme dari zaman prasejarah. Kalau orang Jawa beragama Islam, Kristen atau agama yang lain biasanya mereka juga punya kepercayan yang berasal Jawa. Dalam kepercayaan manusia berasal Jawa tersebut gunung-gunung memang berperan yang sangat penting
Rakyat Jawa tidak dapat memisahkan diri dari tanah dan lingkungannya. Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dan semua penduduk tersebut tinggal di suatu daerah yang berada banyak gunung-gunung berapi yang aktif. Kekuatan pada gunung-gunung berapi tersebut sering dialami oleh manusia Jawa, kekuatannya berbentuk letusan keras yang dapat menghancurkan desa-desa dan kebun-kebun rakyat maupun mengorbankan ribuan jiwa manusia. Selanjutnya bencana letusan tersebut juga dapat menimbulkan bencana yang hebat dengan laut yang mengalami gelombang besar yang mengakibatkan banjir dan menghancurkan desa-desa di daerah pantai. Sebaliknya dari letusan itu dapat pula menjadi sumber pupuk bagi kehidupan rakyat Jawa. Maka dari itu kekuatan gunung berapi sangat mempengaruhi untuk semua aspek kehidupan di Palau Jawa, dari pupuknya tersebut dapat dimanfaatkan oleh para petani dan dapat menikmati pemandangannya untuk seluruh dunia.
Pulau Jawa memiliki luas tanah 132.000 km² dan mempunyai jumlah penduduk lebih dari 115 juta orang. Maka pulau Jawa adalah pulau yang paling padat penduduknya di dunia dengan kepadatan penduduknya rata-rata 850 orang setiap km². Di daerah Jawa ada empat kota yang berpenduduk lebih dari satu juta orang dan memiliki tanah yang kaya akan pupuk di Jawa Tengah yang kepadatan penduduknya mencapai 2000 orang setiap km². Gunung Berapi di Jawa berbentuk garis yang sepanjang pulaunya mengarah pada barat-timur dan ini adalah daerah yang paling aktif di daerah Pasifik ‘Ring of Fire’. Dapat di lihat pada gambar 1.1 di bawah ini untuk letak pokok Gunung Berapi di Jawa. Beberapa Gunung Berapi di bawah ini, yang letaknya dekat dengan pulau Jawa dan masih aktif sekali,yaitu Gunung Krakatau di Selat Sunda ke Barat dari Jawa, Gunung Merapi di Jawa Tengah, Gunung Kelud, Gunung Bromo, Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur, dan sebagainya. Selain itu daerah tersebut memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan juga ada banyak gunung berapi yang masih aktif dan dapat mengakibatkan bencana bagi manusia.

Di kepulauan Indonesia ada 129 gunung berapi yang aktif dan ada 79 gunung yang meletus sejak abad 16. Pada tahun 1883, Gunung Krakatau menjadi aktif lagi setelah waktu yang lama tidak aktif. Setelah dua bulan keaktifannya yaitu pada tanggal 26 Agustus tahun itu, Gunung Krakatau meletus dan bunyi letusannya yang keras dapat didengar dari negara Birma sampai Australia. Awan panas yang dimuntahkannya mencapai ketinggian hingga 26 km dan ada gelombang besar dengan ketinggian 10 meter di atas permukaan pantai Jawa Barat dan Samudra Timur hingga menghancurkan desa-desa di daerah tersebut. Pada kejadian itu mengakibatkan korban jiwa kurang lebih 35000 jiwa. Ini adalah bencana terburuk bagi masyarakat Jawa dalam sepanjang sejarahnya. Pada tahun 1930 Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus hingga mengakibatkan korban jiwa tewas sebanyak 1369 jiwa. Pada tahun 1919 Gunung Kelud meletus mengakibatkan 5000 korban jiwa tewas. Letusan keras lain pada abad 16 yaitu Gunung Tembara pad tahun 1815, Gunung Agung pada tahun 1963 dan Gunung Galunggung pada tahun 1982. Gunung berapi sangat berperan bagi kehidupan masyarakat Jawa sebagai pemberi kehidupan dengan adanya kesuburan tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk maupun pemanfaatan hasil dari letusan tersebut.
Pada saat di dua daerah penelitian yaitu daerah Gunung Merapi dan daerah Tengger untuk mendapat informasi saya melakukan wawancara semi-formal dan mengadakan pembicaraan secara tidak formal. Dalam penelitian ini, saya harus mencari informasi yang ingin saya dapatkan, yaitu tentang legenda, cerita rakyat, upacara tradisional dan kepercayaan manusia lainnya yang berhubungan dengan gunung. Dalam hal ini saya memilih metode yang paling efektif untuk mendapatkan informasi yaitu dengan mengadakan wawancara semi-formal dan pembicaraan umum. Saya tidak memakai metode pengumpulan data kuesioner, karena jenisnya informasi dan responden-responden yaitu orang petani dan orang spiritualis. Saya menganggap kuisioner sebagai metode yang kurang efektif. Pendekatan saya pada topik wawancara ini adalah dengan cara mewawancarai lebih dulu beberapa orang yang ahli atau yang lebih mengerti pada topik ini kemudian menanyakan tentang topik penelitian saya. Mengenai waktu yang saya ambil untuk mewawancarai, saya harus menanyakan kepada orang yang saya wawancarai untuk memberikan waktu luangnya.
Untuk daerah penelitian Gunung Merapi terlebih dahulu saya mewawancarai Pak Saptoto yaitu seorang seniman Yogyakarta. Untuk legenda Gunung Merapi yang mengisahkan tentang Kraton Mataram di Yogyakarta, saya dapat mewawancarai wakil dari Kraton Yogyakarta yaitu Ibu Agustina, dimana Beliau yang mengetahui tentang legenda Gunung Merapi dan hubungannya dengan Kraton Yogyakarta, kemudian menyarankan kepada saya untuk mewawancarai juga ‘juru kunci’ Gunung Merapi yaitu Bapak Marijan yang mana beliau juga dipercaya oleh Kraton Yogyakarta untuk menjaga kebersihan Gunung Merapi. Selain wawancara secara formal dengan ‘juru kunci’, saya juga berbicara secara tidak formal dengan warga di daerah itu, masyarakat Yogyakarta dan juga dari Direktorat Vulkanologi yaitu dengan Dr.A. Ratdomopurbo. Di daerah ini saya mengalami tiga permasalahan pada wawancara saya. Masalah pertama yaitu seringkali pada legenda atau cerita rakyat ada banyak versi yang berbeda, maka dari itu saya mengalami sedikit kesulitan untuk menemukan versi yang lengkap dan sama. Masalah yang kedua adalah seringkalinya orang-orang memakai nama-nama yang berbeda pada tokoh cerita tersebut. Dan masalah yang ketiga adalah kesulitan pada bahasa yang dipakai oleh orang yang saya wawancarai, terutama di daerah Yogyakarta yang dekat dengan Kraton selalu memakai bahasa Jawa ‘Kromo Inggil’ yang sedikit sulit untuk saya terjemahkan.
Pada daerah penelitian di Tengger lebih dulu saya menemui Bapak Tris yaitu penduduk desa Ranupani yang juga dosen IKIP Malang. Selain itu Bapak Tris juga menyarankan saya untuk mewawancarai Bapak Soedja`i dimana Beliau adalah lurah dukun atau dukun yang tertinggi ilmunya di daerah tersebut. Lurah dukun untuk daerah Tengger berbeda sekali dengan dukun umum yang kebanyakan di Jawa, dukun daerah Tengger hanya berperan untuk menjaga kebudayaan Tengger dan melakukan upacara tradisional. Saya mewawancari dukun di desa Ranu Pani secara semi-formal dan mewawancarai tidak formal dengan orang-orang petani juga orang yang naik gunung Semeru. Beberapa masalah yang saya alami pada wawancara di daerah Tengger adalah kebanyakan penduduk di daerah Tengger saat ini bukan asli penduduk Tengger, jadi tidak banyak orang yang tahu tentang kepercayaan masyarakat mengenai gunung di daerah tersebut.
Masyarakat Jawa hidup bersama alam yang memiliki gunung berapi paling aktif di dunia. Sepanjang sejarah masyarakat Jawa, mereka sering mengalami bencana seperti letusan gunung berapi, gempa, banjir dan gelombang air pasang. Menurut kosmologi Jawa bencana seperti di atas berhubungan dengan tindakan manusia, masyarakat Jawa tidak memisahkan diri dengan dunia manusia, alam dan gaib tetapi semua adalah satu. Maka kalau ada kejadian dalam dunia manusia, kejadian itu punya refleksi dalam dunia gaib (Magnis-Suseno, 1997, p.91). Gunung-gunung dalam kosmologi manusia Jawa berperan sangat penting. Untuk masyarakat Jawa gunung adalah penderma dan pengambil. Letusan gunung berapi bermanfaat sebagai pupuk untuk kesuburan tanah, yang juga untuk mata pencaharian rakyat tetapi akibat dari letusannya bisa menghancurkan desa-desa dan mengkorbankan ribuan jiwa. Menurut kosmologi masyarakat Jawa gunung-gunung sebagai perlabuhan dan rumah untuk mahluk halus. Dalam masyarakat Jawa gunung sebagai lambang untuk bisa ditemukan dalam banyak bentukan, misalnya dalam pertunjukan Wayang Kulit pada permulaan dan akhirnya ada Gunungan. Gunungan itu dalam ceritanya bisa berlambang gunung, rumahnya para dewa-dewa, hutan atau masalah besar untuk perannya (Sunardjo, 1997, p.4).
Salah satu masalah pada penilitian saya semester ini, tentang ‘kepercayan manusia terhadap gunung berapi di Jawa’ adalah orang di setiap daerah masyarakat punya kepercayaan sendiri dan berbeda terhadap gunung setempat. Maka setiap daerah punya legenda, kosmologi, tempat-tempat angker dan kepercayaan terhadap gunung yang berbeda. Oleh karena itu saya hanya memfokuskan penelitian saya di dalam dua daerah bertuju mencari persamaan, perbedaan dan asalnya kepercayaan manusia di daerahnya. Saya memilih satu daerah orang beragama Hindu yaitu daerah Tengger dan satu daerah yang masyarakatnya beragama Islam yaitu daerah Gunung Merapi. Pemeriksaan ke dalam kepercayaan manusia di Jawa tidak lengkap tanpa memikirkan tentang agama di Jawa. Bab ini bertuju untuk memberi pendahuluan yang singkat dan tidak lengkap ke dalam bidang agama dan kepercayaan umum mengenai gunung di Jawa.
2.1 Agama di Jawa:
Dalam sejarah pulau Jawa ada tiga zaman pokok mengenai agama yaitu zaman prasejarah sampai abad 8, dimana zaman itu rakyat Jawa tinggal di dalam masyarakat kecil dan kepercayaan animisme. Kepercayan animisme termasuk kepercayan manusia mengenai mahluk halus dan roh leluhur yang mendiami bermacam-macam tempat. Zaman kedua adalah zaman kerajaan Hindu-Budha. Pertama dengan kerajaan Mataram dari abad 8 sampai abad 10 yang terletak di Jawa Tengah, kerajaan Majapahit dari abad 13 sampai abad 16 yang terletak di Jawa Timur. Pada zaman itu kedua kerajaan tersebut masyarakatnya beragama Hindu serta agama Budha. Zaman yang ketiga adalah zaman Islam setelah abad 16 waktu kerajaan Majapahit turun. Kerajaan Islam yang dibentuk masih menyimpan banyak tradisi dari kerajaan Hindu-Budha tetapi memakai agama Islam. Karena tiga zaman agama tersebut, agama di Jawa saat ini berlapiskan tiga, yaitu kepercayaan animisme, agama Hindu-Budha dan agama Islam.
Kebanyakan orang Jawa sekarang beragama Islam dan minoritas beragama lain. Walaupun mayoritas orang beragama Islam, agama Islam yang dilakukan di Jawa punya perbedaan dari agama Islam yang dilakukan di daerah Timur Tengah. Agama Islam di Jawa dicampurkan dengan kepercayaan manusia lain yang asli Jawa, yaitu kepercayaan animisme dan kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cliford Geertz, masyarakat Islam Jawa bisa dipisahkan ke dalam tiga kelompok, yaitu Santri, Priyayi dan Abangan. Orang Santri digambarkan sebagai orang yang melakukan agama Isalm secara ortodoks dan adalah orang rajin dengan ritual-ritual agamanya.Orang Priyayi digambarkan sebagai orang yang masih punya kepercayaan dari kerajaan Hindu-Budha dan kepercayaan ini dicampurkan sama agama Islam. Orang Abangan digambarkan sebagai orang walaupun masih orang beragama Islam, agamanya dicampurkan sama kepercayaan animisme. Sejak Clifford Geertz menerbitkan buku ‘The Religion of Java’ dia menerima banyak kecaman dari ahli anthropologi yang lain, kalau teori Geertz benar atau tidak bahwa dari pengalaman saya kebanyakan orang di Jawa kalau beragama Islam, Kristen atau yang lain, mereka masih punya kepercayaan asli Jawa. Istilah ‘kejawen’ menyerahkan kepada orang Islam-Jawa yang masih ikut adat asli Jawa yang tidak ada dalam agama Islam secara ortodoks (Hefner, 1989, p.4). Kebanyakan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap gunung asli dari kepercayaan animisme dan agama Hindu-Budha.
2.2 Kepercayaan Animisme Asli Jawa:
Asalnya kepercayaan animisme adalah dari zaman prasejarah dan bagian kepercayan ini masih hidup sampai sekarang. Penganut animisme adalah orang yang percaya bahwa tempat-tempat atau obyek punya kepercayaan sendiri, misalnya orang yang percaya dengan mahluk halus, roh leluhur dan hantu yang mendiami macam-macam tempat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lucas Triyoga di daerah Gunung Merapi, dia menggolongkan mahluk halus ke dalam tiga jenis, yaitu Roh Leluhur, Dhanhyang dan Lelembut. Peggolongan tersebut adalah seperti yang berikut;
1. Roh Leluhur: Roh Leluhur adalah roh semua orang yang sudah meninggal dunia. Orang percaya bahwa waktu manusia meninggal dunia, jiwanya akan melayang-layang di atas rumahnya selama empat puluh hari. Setelah itu jiwanya akan mendiami sesuatu tempat menurut kepercayaan orangnya. Biasanya orang percaya bahwa roh leluhur bersifat baik dan akan menjaga anak cucunya.
2. Dhanhyang: Dhanhyang adalah mahluk halus yang tertinggi dan biasanya mendiami tempat seperti gunung, sumber mata air, sungai, desa, mata angin atau bukit. Mahluk halus ini bersifat baik dan suka menolong manusia.
3. Lelembut: Lelembut adalah jenisnya mahluk halus terendah. Fungsi mahluk halus ini adalah menggangu, merusak, membuat sakit dan mematikan manusia. Biasanya Lelembut mendiami tempat sepi, hutan, pohon dan batu. Ada banyak jenis Lelembut, yaitu Banaspati, Jin, Wewe, Gendruwoo, Peri, Jrangkong, Wedon, Buta, Thethekan dan Gundhul Pringis (Triyoga, 1991, pp.54-61).
2.3 Kepercayaan Agama Hindu-Budha:
Asalnya agama Hindu dan agama Budha adalah dari negara India dan agama tersebut datang ke pulau Jawa sebelum abad 8. Pada abad 8 kerajaan mataram pertama muncul sampai abad 10, kemudian pada abad 13 sampai abad 16 ada kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan tersebut beragama Hindu-Budha. Agamanya adalah gabungan diantara agama Hindu, terutama terhadap dewa Siva, agama Budha dan dicampurkan dengan kepercayaan animisme. Rakyat kerajaan tersebut percaya bahwa rajanya adalah inkarnasi dewa Siva yang menurut kosmologi mereka rajanya berbentuk tengah alam semesta. Kosmologi agama Hindu termasuk lima dewa, empat dewanya menurut mata angin dan Siva sebagai tengah. Dari dewa Siva di tengah ada Iswara ke timur, Brama ke selatan, Mahadewa ke barat dan Visnu ke utara (Hefner, 1989, p.69) (melihat diagram 2.1). Selanjutnya karena dunia manusia berhubungan dengan dunia alam dan gaib, pada waktu kerajaan Hindu-Budha kalau ada bencana seperti letusan gunung berapi, banjir dan sebagainya, bencana itu akan mengkurangkan kekuatan rajanya (Magnis-Suseno, 1997, p.103).
Lingkungan geografis pulau Jawa memang cocok dengan lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah para dewa-dewa Hindu dan sebagai hubungan diantara bumi (manusia) dan Kayangan. Kalau manusia ingin mendengar suara dewa mereka harus semedi di puncak Gunung Meru. Di Jawa sekarang percaya terhadap gunung yang menganggap gunung sebagai tempat didiami oleh dewa-dewa atau mahluk halus. Selanjutnya daerah bergunung-gunung masih dipakai oleh manusia Jawa sebagai tempat semedi untuk mendengar suara gaib.


http://dagadujogja.multiply.com/journal/item/4/mitos_pulau_jawa

MITOS INDIANISASI

ISTILAH Indianisasi baru dikenal mendekati abad ke-19, ketika Raffles mengangkat Indianisasi sebagai topik yang digenari melalui buku ''The History of Java''. Namun, Raffles tidak sendiri, peristiwa yang paling dramatik dalam merumuskan Indianisasi terjadi pada saat segerombolan tentara Inggris yang berasal dari Bangali mencetuskan pemberontakan Sepoy di Jawa Tengah pada tahun 1815 (Denys Lombard: 1996).

Setelah mereka merebut Yogyakarta (pada tahun 1812), beberapa perwira, di antaranya bernama Kapten Dhaugkul Sigh, terkejut melihat bahwa Jawa adalah tanah Brahma dan bahwa Sunan adalah keturunan Rama. Berdasarkan alasan keyakinan keagamaan seperti itu, mereka merumuskan gagasan pemberontakan pada kekuasaan Inggris demi memulihkan kekuasaan Hindu di Jawa. Pemberontakan itu gagal, tetapi peristiwa itu perlu diberi tempat dalam sejarah mitos Indianisasi.

Setelah Raffles, gagasan Indianisasi dilanjutkan oleh para sarjana Belanda, yang beberapa di antaranya ahli bahasa Sansekerta, seperti J.LA Brandes, H. Kern, N.J Korn, dan WF Stutterheim. Pada tahun 1918, ditulis artikel yang terkenal dari George Coodes yang menghidupkan kenangan akan Kerajaan Sriwijaya, dilanjutkan dengan Krom yang menerbitkan tulisannya berjudul ''Hindoe-Javaansche Geschiedenis'' (sejarah Hindu-Jawa), pada tahun 1931.

Beberapa sarjana India juga tertarik dengan wacana Indianisasi seperti RC Majumdar dan HB Sarkar. Tetapi yang monumental adalah kunjungan Rabindranath Tagore pada tahun 1930 yang secara jelas menyebutkan bahwa "ia memang merasakan kehadiran India di mana-mana, tetapi tidak sungguh-sungguh menemukannya kembali".

Bali Kuna
Walaupun bukti-bukti Indianisasi sudah secara meyakinkan disampaikan oleh para sarjana Indolog Inggris dan Belanda, namun ada dua catatan penting yang berkaitan dengan Indianisasi di Indonesia, khususnya di Bali. Pertama, mitos India lebih menjadi fenomena Jawa/Bali Kuna dibandingkan dengan fenomena Bali Majapahit. Disebut Bali Majapahit untuk membedakan dengan Bali kuna, yang memang secara kuat dihubungkan dengan India.

Kedua, Indianisasi tidak sepenuhnya berhasil membangun secara totalitas peradaban India karena Indianisasi harus berhadapan dengan fragmentasi paham keagaman serta masih hidupnya sistem kepercayaan lokal sebelum Indianisasi berkembang. Oleh karena terjadi pola penerimaan dan pertukaran antara peradaban India dengan lokalitas. Bentuk akhirnya bisa bermacam-macam; di Jawa melahirkan Kejawen, di Bali menghasilan sistem beragama yang khas Bali. Ketiga, Indianisasi sangat terkait dengan bangun kekuasaan politik yang menopangnya. Dengan demikian Indianisasi tidak an sich fenomena kebudayaan melainkan juga fenomena politik.

Secara historis, Indianisasi pada masa Buli Kuna dihubungkan dengan kelahiran dan berkembangnya berbagai sekte, mulai dari sekte Sambu, Brahma, Indra, Wisnu (Wesnawa), Bayu dan Kala, yang tentu saja mengalami interaksi dengan kepercayaan lokal pada saat itu. Interaksi antara berbagai sekte dengan kepercayaan lokal menyebabkan paham keagamaan yang terbangun tidak sepenuhnya bertahan dalam bentuk aslinya (otentisitas) melainkan mengalami proses silang budaya dengan kepercayaan lokal.

Di samping menghadapi pengalaman dengan kepercayaan lokal, paham keagaman yang bersendikan pada sekte hidup dalam pluralitas yang bisa saja berakhir dengan benturan-benturan paham keagamaan. Dalam konteks seperti itu, sekitar 923 Caka, oleh Mpu Kuturan yang bertindak sebagai Senapati Pakiran-kiran I Jero Makabehan, keberagaman sekte-sekte itu kemudian diakomodasi dalam konsep Tri Kahyangan.

Selain kehadiran sekte-sekte, pengaruh India juga terlihat dari konsep pakraman. Pakraman pada dasarnya sebuah tatanan masyarakat yang hidup dalam tradisi India. Tatanan itu disebut dengan Grama yang artinya tatanan (sekarang di India disebut Grama Penchayat). Di Bali, istilah grama ini diterima menjadi krama dan selanjutnya menjadi pakraman. Dengan demikian, sistem sosial Bali Kuna merupakan reproduksi tatanan sosial di India.

Jejak pengaruh India juga terlihat dalam legenda dan mitologi yang berkembang secara historis pada masa Jawa/ Bali Kuna; Pertama, legenda Aji Saka, yang mengisahkan bagaimana seorang keturunan Brahmana dari India dan menetap di Medang Kemulan. Aji Saka kemudian dikisahkan bisa membangun ketertiban dan peradaban setelah mengalahkan Prabu Baka yang berwatak raksasa (tidak beradab).

Kisah kedua tercantum dalam kitab Tantu Pagelaran. Dalam Tantu Pagelaran diceritakan asal mula Batara Guru yang pergi bersemedi di Gunung Dieng untuk meminta pada Brahma dan Wisnu agar Pulau Jawa diberi penghuni. Akhirnya Brahma menciptakan kaum laki-laki dan Wisnu menciptakan kaum perempuan. Di samping itu dikisahkan juga semua dewa menetap di bumi baru itu dan memindahkan Gunung Meru dari Jambhu Dwipa. Sejak itu gunung yang disebut pinkalalingganingbhuwana itu tertanam di Pulau Jawa. Kisah legenda ketiga adalah kedatangan dinasti Warmadewa yang lebih dihubungkan dengan India dibandingkan dengan Jawa. Walaupun hubungan dengan Jawa akhirnya terbangun ketika putra Udayana, yang bernama Airlangga menjadi menantu Raja Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama di Pulau Jawa dan kemudian memegang kekuasaan atas pulau Jawa.

Proses Indianisasi mengalami kemunduran ketika kuasa politik para Maharaj di India kemudian jatuh ke tangan Sultan-sultan Moghul yang beragama Islam. Kemunduran itu memungkinkan bagi terjadinya bentuk baru dalam pembangunan sistem kepercayaan di wilayah-wilayah yang dahulunya menjadi sasaran Indianisasi. Salah satu bentuk kreasi lokal yang paling nampak dalam sejarah adalah ekspansi sistem keagamaan yang dibawa oleh kekuasaan Majapahit.

Bali Majapahit
Berbeda dengan Bali Kuna yang secara kuat dipengaruhi oleh mitos India, mitos India tidak begitu kuat pengaruhnya di Bali Majapahit, karena Bali Majapahit lebih dekat dengan mitos Jawa. Hal ini nampak dari beberapa teks dan mitologi yang berkembang di Bali, mulai dari kitab Usana Jawa, Usana Bali, Batur Kemulan sampai dengan sejarah Pancaka Tirta. Dalam berbagai kisah mitologi, Gunung Tonglangkir diceritakan sebagai penggalan Gunung Mahameru; Gunung Semeru, Tonglangkir dan Rinjani. Demikian pula dengan asa-usul geneologis; Hyang Putra Jaya, Hyang Gni Jaya dan Dewi Danuh yang bersumber dari Sang Hyang Pasupati yang bersemayam di Gunung Semeru di Pulau Jawa.

Selanjutnya mitos Jawa ini diperkuat oleh kedatangan ekspedisi Gadjah Mada ke Bali yang menempatkan Dinasti Kepakisan sebagai pemegang kekuasaan atas Pulau Bali. Kehadiran bangun kuasa baru ini tidak hanya berpengaruh pada pembentukan tatanan sosial-politik baru yang sering disebut Negara dan desa-desa Apanage (majapahit), namun kemudian menegakan sebuah tafsir keagamaan baru yang hegemonik. Tafsir keagamaan inilah yang kemudian melalui instrumen kekuasaan masuk secara penetratif ke desa-desa Bali Kuna (James Danandjaja:1990).

Namun, penetrasi sistem kepercayaan dominan itu tidak selalu berakibat penghancuran pada sistem agama lokal, kadangkala hubungannya bisa koeksistensi atau bahkan sinkretisme, di mana sistem agama dominan berdampingan dengan sistem agama lokal.

Walaupun demikian, sistem kepercayaan yang dianut oleh pemegang kuasa politik menjadi acuan dari sistem kepercayaan sosial masyarakat Bali keseluruhan. Relasi antara kekuasaan dan bangun paham keagamaan sedemikian kuatnya sehingga keduanya berada dalam hubungan yang mutualistik. Hal ini nampak jelas dalam lontar Widhi Papinjatan dan sebagainya.

Secara geneologis, pemegang kuasa politik di Bali juga cenderung mencari garis pertautan silsilah dengan Jawa bukan dengan India. Misalnya dinasti Kepakisan dan keturunan Dhyang Nirartha dihubungkan dengan Mpu Tantular dan Mpu Bharadah yang memegang peranan politik di Jawa. Demikian pula dengan keturunan para Arya di Bali yang mencari pertautan dengan kekuasaan Jayabhaya di Kediri.

Bali Baru
Dalam konteks Bali baru, Indianisasi tentu saja akan dipahami berbeda dengan Indianisasi pada masa Bali Kuna. Berbeda dengan masa lalu, proses Indianisasi sangat didukung oleh sistem perdagangan global dan pola ekspansi paham keagamaan yang ditopang oleh kekuasaan politik, Indianisasi sangat dibantu oleh globalisasi dan mempunyai banyak wajah.

Bagi kalangan yang pembela sistem beragama dengan kebudayaan lokal, Indianisasi dianggap mengabaikan nilai dan sistem lokal, sehingga dianggap sebagai bentuk gerakan penyeragaman (homogenisasi) cara beragama yang baru. Kritik ini didasarkan atas pengertian Indianisasi sebagai peminjaman acuan tradisi keberagaman yang secara umum digunakan di India untuk diterapkan dalam konteks lokal di luar India.

Namun dalam pengertian yang berbeda, Indianisasi juga dapat dibaca dalam tiga kecenderungan. Pertama, Indianisasi sebagai "anak kandung" dari globalisasi. Dalam globalisasi, keterjarakan ruang dan waktu makin dekat. Apa yang terjadi dalam lingkup lokal tertentu bisa secara cepat "ditiru", "digandakan" atau sekadar diketahui di dalam lokalitas yang berbeda. Dengan demikian, apa yang menjadi trend keagamaan di India misalnya, secara cepat menjadi "milik" global karena dekatnya jarak ruang dan waktu.

Dalam globalisasi, tidak ada lagi lokal dan global karena yang lokal bisa menjadi global. Demikian pula sebaliknya, yang kita sebuat universal dan global pada dasarnya fenomena lokal.

Kedua, masih berkaitan dengan globalisasi, kecenderungan kembali ke India juga bisa dilihat sebagai bentuk perlawanan spiritual (new age) terhadap globalisasi yang dirumuskan secara totaliter sebagai modernisasi dan westernisasi. Modernitas dianggap justru menciptakan kekosongan spiritual karena membuat manusia teralienasi (terpinggirkan) dari dirinya sendiri. Acuan-acuan modernitas justru membelenggu manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kebangkitan spiritualisme baru yang menjadi fenomena lokal dan global, pada dasarnya merupakan respons kegagalan modernitas memberikan alternatif peradaban.


Ketiga, kebangkitan spiritualisme baru yang inspirasinya diambil dari India adalah fenomena perlawanan terhadap tatanan sosial-politik dan kultural yang dominatif.

Tatanan sosial yang dominatif seringkali didasarkan atas pijakan-pijakan teologis dari paham keagamaan. Oleh karena itu, spiritualisme baru kemudian berkembang menjadi gerakan purifikasi (pemurnian) paham keagamaan dari bias kepentingan ekonomi-politik.

Akhirnya, seperti juga halnya yang dialami oleh agama-agama lain, Hinduisme mengalami tarik-menarik antara ide universalisme dan lokalitas, serta antara pendekatan purifikasi dan pendekatan budaya. Sejarah agama-agama besar penuh dengan cerita gerakan purifikasi yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dialektika keagamaan dan relasi kuasa.

Perbukitan Meratus Kalimantan Selatan

Mitos Datu Ayuh Dalam Religi Aruh; Ajaran Lisan tentang Persaudaraan Banjar Muslim dengan Orang Dayak Loksado di Perbukitan Meratus Kalimantan Selatan
(Dikutip dari makalah Moh Soehadha yang dipresentasikan dalam The 10th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS))

Bagi penganut Aruh menyebut kekuasaan roh dan makhluk adikodrati lainnya yang mereka puja ketika tidak dalam rangka melaksanakan ritual Aruh, tidaklah diperkenankan karena dianggap tabu. Dalam penelitian ini, data tentang kepercayaan Aruh dapat diperoleh, karena peneliti dapat mengikuti berbagai ritual Aruh di balai Padang, balai Malaris, dan balai Sungai Jalai. Beberapa ritual yang diikuti antara lain adalah ritual pesta panen (bawanang), ritual pengobatan (babalian), ritual perkawinan (bakawin), ritual kurban (bakurban), dan ritual mencari bakal ladang (batanung). Keterlibatan peneliti dalam berbagai pelaksanaan ritual Aruh tersebut telah membuka jalan untuk memahami sistem kepercayaan dalam religi tersebut. Selain itu, keterlibatan langsung dalam pelaksanaan berbagai ritual Aruh tersebut, juga memberi jalan bagi peneliti untuk berdiskusi dengan para balian tentang aspek-aspek yang mendasar dalam kepercayaan itu.

Alur Cerita Mitos Datu Ayuh : Konsep Ajaran Lisan dalam Religi Aruh
Istilah Aruh untuk menunjuk agama orang Loksado berasal dari kata “ruh” atau “roh”. Disebut Aruh karena istilah tersebut digunakan untuk menunjuk pada praktik ritual untuk menghormati roh para leluhur dan roh pemelihara segenap makhluk dan kehidupan alam semesta. Tujuan ritual Aruh adalah untuk mengundang roh-roh pemelihara alam, memuja, memberi persembahan, dan memikat mereka agar senantiasa memberi perlindungan dan kemudahan dalam kehidupan warga balai.

Melalui mitos, penganut Aruh mengidentifikasi dirinya untuk mengukuhkan eksistensi mereka dari pengaruh luar. Tradisi lisan menjadi media yang lentur untuk menyampaikan pandangan mereka tentang kehidupan dan maknanya, serta bagaimana mereka harus menghadapi perubahan-perubahan yang dibawa oleh orang dari luar komunitasnya (Waiko, 1981 via Djuweng, 2001).

Kelenturan doktrin lisan dari religi Aruh telah menyebabkan adanya adopsi berbagai konsep ajaran dari agama lain, terutama dari Hindu dan Islam. Adopsi terhadap ajaran Hindu kemungkinan terjadi karena pengaruh kekuasaan masa kerajaan Negaradipa yang merupakan koloni Hindu Jawa di Kalimantan Selatan pada abag ke-14 sampai abad ke-16 M (Umberan, 1994: 17-18). Adapun pengaruh ajaran Islam ke dalam Aruh disebabkan oleh interaksi antara orang Loksado dengan orang Banjar yang sangat intensif sejak abad ke-18. Intensitas interaksi antara orang Loksado dengan orang Banjar, terutama terjadi di Perang Banjar (1859-1863), yaitu ketika orang-orang Meratus di daerah Hulu Sungai banyak memberikan dukungan terhadap Sultan Banjar dalam melawan Belanda (Tumenggung, 2001: 46-49).

Dalam pandangan Tsing (1998: 382-390), kelenturan ajaran lisan itu telah menyebabkan para balian sebagai pemimpin religi melakukan kreasi sendiri terhadap para nabi, malaikat, maupun makhluk adikodrati dengan mengambil konsep dari ajaran Islam dan Kristen. Tindakan para Balian untuk melakukan kreasi dalam membangun konsep sistem kepercayaan mereka itu, muncul sebagai respon terhadap pengaruh misi dan dakwah agama serta kebijakan keagamaan pemerintah yang menolak praktek ritual orang Meratus sebagai agama. Tradisi lisan menjadi alat yang efektif dalam merespon pengaruh yang berasa dari luar pegunungan Meratus. Para Balian begitu bebas dalam melakukan kreasi dan memberi tafsir atas ajaran-ajaran dalam kepercayaan Aruh karena ketidakterikatan mereka terhadap teks ajaran tulis.

Meskipun religi Aruh memiliki kelenturan dalam merespon pengaruh agama-agama besar, seperti Hindu, Islam, dan Kristen, namun para balian sebagai pemimpin Aruh menyatakan bahwa sistem ajaran lisan itu tidak mungkin digantikan oleh ajaran tertulis seperti yang ada dalam agama-agama besar tersebut. Ajaran lisan telah menjadi identitas diri yang membedakannya dengan agama orang Banjar dan agama lainnya. Jika sistem kepercayaan dalam religi itu kemudian ditulis, maka tidak dapat lagi disebut sebagai religi Aruh. Penganut Aruh meyakini bahwa tradisi lisan dalam religi itu telah mejadi ketentuan Tuhan dan telah membedakannya dengan agama Islam yang dipeluk oleh orang-orang Banjar.

Keyakinan terhadap ajaran lisan dilandasi oleh mitos Datu Ayuh dan Datu Bambang Siwara yang menggambarkan “persaudaraan fiktif” antara orang Banjar dan orang Loksado. Diceritakan dalam mitos tersebut bahwa di antara orang Loksado yang bermukim di “atas” atau di bukit Meratus dengan orang Banjar Islam yang berada di “bawah” atau di dataran rendah merupakan saudara kandung atau dangsanak. Meskipun dianggap bersaudara, namun kehidupan keseharian mereka dibedakan oleh praktek dari sistem kepercayaan yang dianut. Orang Loksado melaksanakan tradisi keagamaan mereka dengan mendasarkan pada doktrin lisan, sementara orang Banjar melaksanakan agama mereka yang dilandasi oleh doktrin yang tertulis dalam kitab suci Al-qur’an. Selengkapnya cerita mitos “persaudaraan fiktif” antara orang Loksado dan orang Banjar tersebut dapat disimak dari hasil penelitian, sebagaimana dapat dikutip dari penuturan salah seorang balian di Loksado berikut.

“Diceritakan bahwa dalam sebuah legenda di zaman bahari, telah hidup dua orang saudara yang kepada mereka diwariskan ajaran urang bahari. Mereka berdua dipercaya memegang kitab ajaran urang bahari, yaitu kitab Barincong.

Diceritakan pula, bahwa dalam kehidupan di zaman dulu itu, mereka juga memelihara ternak. Datu Ayuh konon tidak pernah memberi tali pengikat pada ternak-ternaknya. Sementara itu, Datu Bambang Siwara selalu memberi tali pengikat terhadap ternak-ternaknya, dan memberinya pula kandang.

Pada suatu ketika, manakala keduanya sedang berjalan, datanglah banjir besar. Mereka merasa kuatir dengan keselamatan kitab yang dibawanya tersebut. Datu Bambang Siwara memegang kitab dan mengajak Datu Ayuh untuk ikut bersamanya bertolak ke kota. “Kita bawa kitab ini bersama-sama,” ujar Datu Bambang Siwara. Namun, Datu Ayuh menolaknya dan lebih memilih untuk tetap berada di gunung. Akhirnya keduanya sepakat, untuk menjaga keselamatan isi kitab tersebut. Kitab yang dibawa dibagi dua dan masing-masing membawa separuhnya.

Bambang Siwara kemudian bertolak ke bawah (kota), ia lalu berpikir untuk menuliskan kembali isi kitab itu. Dengan menuliskan kembali ia berpikir bahwa ajarannya dapat diturunkan kepada anak-anaknya.

Datu Ayuh berpikir lain. Ia berpikiran bahwa daripada capek-capek membawa kitab tersebut, lebih baik kitab itu dimasukkan saja ke dalam perut. Maka dimakanlah kitab tersebut oleh Datu Ayuh, dibiarkan agar tersimpan di dalam perut saja. Oleh orang Dayak, apa yang dilakukan oleh Datu Ayuh yang menyimpan kitab di perut itu, kemudian diyakini sebagai asal mula mengapa ajaran agama orang Dayak tersimpan di dalam hati. Ajaran orang Dayak tersimpan dalam kitab yang dimasukkan ke dalam perut oleh Datu Ayuh. Kitab itulah yang dikenal dengan kitab Barincong. Dalam kitab Barincong yang sudah tersimpan dalam perut itulah segala ajaran, hukum, dan aturan diturunkan melalui tradisi lisan dari apa yang ada di dalam hati.

Datu Ayuh juga dipercaya menurunkan kesaktian kepada orang-orang Dayak. Itulah jadinya orang-orang Dayak itu “bodoh”, tapi memiliki kesaktian. Dalam hal keberanian Datu Ayuh menjadi kelebihannya dari Datu Bambang Siwara. Namun dalam hal menggunakan pikiran Datu Bambang Siwara lebih pandai dari kakaknya.

Datu Ayuh yang bertahan di atas gunung itulah yang dipercaya menurunkan orang-orang Dayak Loksado. Adapun Datu Bambang Siwara dipercaya menurunkan orang Banjar. Bambang Siwara menurunkan “kepintaran”, sedangkan Datu Ayuh menurunkan “kebodohan”.
Dipercayai pula bahwa Datu Bambang Siwara dengan kitabnya yang dituliskan kembali itu, kemudian menurunkan tradisi tulis-menulis. Sedangkan Datu Ayuh menurunkan ajarannya dengan keyakinan dan hafalan. Itulah yang menjadi penyebab dalam keyakinan orang Dayak Loksado bahwa apabila mereka mengaji sebuah ajaran, sekali melakukan selamatan, langsung hafal. Berbeda dengan orang Banjar (Islam) yang mesti berulang kali mengaji, dan harus dituliskan, sebab orang-orang Banjar merupakan keturunan dan pewaris sifat Datu Bambang Siwara.”

Makna Mitos Datu Ayuh
Makna yang terkandung dalam cerita mitos Datu Ayuh di atas dapat dibagi menjadi unsur-unsur yang saling bertentangan dan berpasangan (binary opposition). Terdapat dua makna utama yang dapat ditarik dari cerita mitos Datu Ayuh di atas, terutama jika dikaitkan dengan perbedaan karakter yang saling beroposisi dari kedua tokoh yang digambarkan. Pertama, bahwa mitos Datu Ayuh telah mengukuhkan ajaran Aruh sebagai sumber pengetahuan religi orang Loksado yang diajarkan melalui lisan, sehingga membedakannya dengan sumber pengetahuan religi orang Banjar yang diajarkan secara tertulis. Sementara itu makna kedua yang dikandung oleh cerita mitos Datu Ayuh adalah penggambaran tentang perbedaan dalam cara hidup antara orang Loksado dengan orang Banjar. Masyarakat Loksado digambarkan sebagai masyarakat yang masih hidup berpindah-pindah, sementara orang Banjar digambarkan sebagai masyarakat yang telah hidup secara menetap. Selengkapnya berikut dipaparkan hasil pemaknaan terhadap mitos Datu Ayuh tersebut.

1. Kitab Barincong : Sumber Ajaran Lisan
Dalam mitos Datu Ayuh di atas diceritakan bahwa pada suatu ketika, tempat bermukim Datu Ayuh dan Datu Bambang Siwara dilanda banjir. Mereka yang mereka bawa dari air bah yang melanda wilayah yang mereka tempati. Keduanya kemudian memilih jalan yang berbeda untuk menyelamatkan diri. Datu Bambang Siwara menyelamatkan diri dengan cara meninggalkan wilayah itu dan bertolak ke kota atau ke wilayah bawah gunung. Sementara itu Datu Ayuh memilih tetap bertahan di gunung.

Karena kedua bersaudara itu memilih jalan yang berbeda untuk menyelamatkan diri, maka mereka harus berpisah. Sebelum berpisah mereka memutuskan untuk membelah kitab itu menjadi dua. Setelah kitab dibelah menjadi dua, masing-masing memiliki cara sendiri untuk melestarikan ajaran yang ada di dalam kitab tersebut. Datu Ayuh menyelamatkan kitab yang dibawanya dengan cara ditelan dalam perutnya, sedangkan Datu Bamban Siwara memutuskan untuk menuliskan kembali bagian kitab yang dibawanya.

Cerita yang menggambarkan perbedaan dalam menyelamatkan kitab itu, mengandung pesan tentang karakter yang berbeda antara Datu Ayuh dan Datu Bambang Siwara. Datu Ayuh digambarkan sebagai orang yang suka menghafal secara lisan dalam melestarikan ajaran religi, sedangkan Datu Bambang Siwara digambarkan sebagai orang yang suka menulis kitab untuk melestarikan ajaran religi. Karakter Datu Ayuh yang suka menghafal memberi ciri budaya bagi orang Loksado sebagai masyarakat yang belum mengenal tradisi tulis. Adapun karakter Datu Bambang Siwara yang suka menulis menggambarkan tentang peradaban orang Loksado yang mengenal tulisan.

Cerita tentang Datu Ayuh yang menyelamatkan kitab dengan cara menelan itu, kemudian diyakini oleh para penganut Aruh sebagai landasan dari cara mewariskan religi melalui tradisi lisan. Penganut Aruh meyakini bahwa kitab Barincong adalah kitab ajaran Aruh yang tersimpan di dalam hati orang-orang keturunan Datu Ayuh. Kitab Barincong adalah ilmu yang tersirat, bukan merupakan sebuah kitab ajaran yang ditulis. Kitab itu tersimpan di dalam diri setiap diri balian sebagai pemimpin dan sumber pengetahuan Aruh. Hal itu sebagaimana dituturkan balian Labah berikut.

“Kitab Barincong adalah ilmu balian. Oleh karena itu, sering dikatakan urang-urang (orang-orang) di sini, kalau ingin sakti, hagan (untuk) bisa mengobati, bisa batandik, bisa mengirim kekuatan dari jarak jauh, carilah kitab Barincong. Apa artinya mencari kitab Barincong? Ya artinya belajarlah kepada balian, kalau ingin dapat kesaktian seperti para balian.

Kepercayaan terhadap mitos Datu Ayuh juga menumbuhkan pandangan superioritas penganut religi Aruh terhadap agama baru yang masuk ke Loksado. Ajaran lisan dianggap sebagai sistem keyakinan “yang lurus dan asli” yang diturunkan oleh Datu Adam dan Datu Tihawa. Sebaliknya ajaran tertulis dianggap sebagai sesuatu yang yang telah berubah, sebagaimana diungkapkan Panasyah dari balai Malaris berikut.

“Aruh yang dipercaya orang Loksado ini adalah kepercayaan keturunan Datu Adam dan Datu Tihawa yang lurus. Yang lurus itu belum berubah, yang sudah berubah adalah agama baru yang masuk di sini. Baca kitab, seperti dalam agama baru itu menunjukkan bahwa kitab asli telah berubah. Kitab yang asli itu ada di “sini” (menunjuk dada, maksudnya di hati).”

Pandangan di kalangan penganut Aruh tentang ajaran lisan Aruh sebagai ajaran yang ‘asli’ dan sebaliknya pandangan tentang kitab tertulis sebagai kitab yang sudah berubah, juga dapat ditunjukkan dari pernyataan balian Labah, ketika ia melihat peneliti sedang berusaha menyalin beberapa mamangan atau mantra yang diucapkan balian dalam suatu ritual Aruh Bawanang. Ia menyatakan demikian.

“Piyan (anda) orang Islam kelihatan pandai karena piyan (anda) bisa menulis. Tetapi sebenarnya yang suka menulis itu lebih “bodoh” dari orang di sini. Kenapa? Aku tidak pernah menulis untuk menghafal mantra seperti piyan (anda). Jadi aku lebih pandai, karena cukup menghafal di sini (menunjuk dada, maksudnya menghafal di hati).”

Sistem ajaran yang bersifat lisan diinternalisasikan dalam setiap keluarga balai melalui penceritaan berbagai mitos, serta diperkuat dengan prosesi dalam ritual Aruh Bawanang yagn disebut dengan bahiyuk manyan. Bahiyuk manyan adalah prosesi awal yang dilaksanakan oleh para balian dalam ritual Aruh Bawanang sebagai simbol peresapan ajaran Aruh dalam batin setiap balian, sehingga mereka mampu menghafal ajaran-ajaran Aruh.

2. Ajaran Lisan tentang Hidup Berpindah
Dalam cerita di paragraf kedua mitos Datu Ayuh di atas, digambarkan bahwa baik datu Ayuh maupun Datu Bambang Siwara sama-sama memelihara ternak. Namun, terdapat perbedaan dari cara kedua bersaudara itu dalam memelihara ternaknya. Datu Ayuh digambarkan selalu membiarkan ternak-ternaknya hidup berkeliaran, sedangkan Datu Bambang Siwara digambarkan suka mengikat ternak-ternaknya. Cerita dari mitos itu mengandung makan tentang ajaran religi yang mengukuhkan perbedaan cara hidup antara orang Loksado yang direpresentasikan oleh tokoh mitos Datu Ayuh, dengan cara hidup orang Banjar yang direpsentasikan oleh tokoh mitos Datu Bambang Siwara. Orang Loksado yang merupakan keturunan Datu Ayuh digambarkan sebagai mereka yang tinggal di gunung dan masih hidup berpindah-pindah, sementara itu orang Banjar yang dianggap sebagai keturunan Datu Bambang Siwara digambarkan sebagai masyarakat yang hidup di kota dan memiliki cara hidup menetap.

Dari hasil tafsir terhadap mitos Datu Ayuh tersebut juga ditunjukkan ahwa di balik pencitraan mitos, terdapat konstruksi sosial yang dibangun untuk mengukuhkan perbedaan kedudukan antara orang Banjar dengan orang Loksado. Boleh jadi mitos tersebut sengaja diciptakan oleh orang Banjar untuk membangun kesadaran di kalangan orang Dayak, yaitu bahwa orang Banjar ada dalam kedudukan yang lebih tinggi dalam relasi mereka denga orang Loksado. Konstruksi relasi sosial yang tidak seimbang tersebut secara politis memberi keuntungan bagi orang Banjar, karena dengan posisi yang lebih tinggi dalam relasi itu, orang Banjar memilik posisi tawar yang lebih tinggi dibanding dengan orang Loksado.



3. Dinamika Relasi Banjar dan Loksado
Meskipun mitos persaudaraan itu menggambarkan hubungan yang “mesra” antara orang Banjar dengan orang Loksado, namun di sisi lain cerita tersebut mengandung relasi superior dan inferior yang tidak enak didengar bagi “telinga” orang Loksado. Datu Ayuh yang merefleksikan orang Loksado digambarkan sebagai saudara tua yang memiliki kekuatan fisik, namun tidak bisa baca tulis, bodoh, malas, kurang disiplin, dan selalu meminta bantuan kepada adiknya ketika terjadi musibah. Sebaliknya Bambang Siwara yang merefleksikan orang Banjar, digambarkan sebagai orang yang pandai, bisa baca tulis, rajin, dan memiliki cita-cita yang tinggi.

Meskipun terdengar inferior, namun orang Loksado menerima cerita itu sebagai bentuk kesetiaan mereka terhadap adat leluhur. Keluguan dan ketidaktahuan Datu Ayuh terhadap tradisi baca tulis dimaknai oleh para balian sebagai cara untuk menjaga religi dan adat leluhur yang diinternalkan secara lisan. Sebaliknya, kepandaia Bambang Siwara dimaknai sebagai sifat yang mendorong kepada sikap ambisius dan tidak menjaga religi dan adat leluhur.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

  LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS SMK  APOTEK QIRANI FARMA (Waktu Pelaksanaan: ...